![]() |
Seorang Polisi berpakaian preman tampak sedang menghubungi Ambulance untuk membawa korban Laka Lantas disekitar Kantor KPU Samosir, Desa Hutanamora (21/9 7-photo gb) |
GREENBERITA.com- Peristiwa mengenaskan kembali mengguncang masyarakat Kota Pangururan. Seorang anak sekolah menengah pertama harus kehilangan nyawanya setelah terlibat kecelakaan lalu lintas yang menewaskan Ar br N (14 tahun), siswa SMP Budi Mulia Pangururan.
Kejadian itu berlangsung di sekitar Kantor KPU Samosir, Desa Hutanamora, Kecamatan Pangururan pada Minggu, 21 September 2025 sekira pukul 15.00 WIB. Peristiwa tragis tersebut dibenarkan oleh aparat kepolisian.
"Benar, ada kecelakaan tadi di dekat Kantor KPU Samosir, satu meninggal dunia di TKP dan korban bernama Ar br N (14 tahun), siswa SMP Budi Mulia beralamat di sekitar Tanah Lapang Pangururan," ujar Kasat Lantas Polres Samosir melalui Kanit Laka Ipda Yusuf Ketaren ketika dikonfirmasi, Minggu malam (21/9).
Korban diketahui merupakan putri dari seorang perawat yang berdinas di RSUD Hadrianus Sinaga. Saat kejadian, Ar br N berboncengan dengan temannya, juga boru N, mengendarai sepeda motor dari arah Palipi menuju Pangururan tanpa mengenakan helm.
"Ketika dekat Kantor KPU tiba-tiba topi korban jatuh dan korban berhenti dan hendak memutar untuk mengambil topinya, tiba-tiba datang sepeda motor dengan kecepatan tinggi juga dari arah Palipi menuju ke Pangururan, langsung menabrak motor korban sehingga pecah kepala dan meninggal di tempat," jelas Ipda Yusuf Ketaren.
Motor yang menabrak korban dikendarai seorang pria bermarga Malau (21 tahun) asal Kecamatan Ronggurnihuta. Pengendara itu juga mengalami luka serius.
"Yang menabrak bermarga Malau (21 tahun) dari Kecamatan Ronggurnihuta juga mengalami patah tangannya dan gigi depannya patah semua, sementara teman seboncengan korban yang juga boru Naibaho juga mengalami patah tangannya," rinci Ipda Yusuf.
Setelah sempat dibersihkan di RSUD Hadrianus Sinaga, jenazah korban telah dibawa ke rumah duka di Tanah Lapang Pangururan. Kepergian seorang pelajar belia di usia 14 tahun ini meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Pangururan yang berduka atas rentetan kecelakaan lalu lintas yang merenggut korban jiwa.***(Gb-Ferndt01)