
Di Tengah Luka Longsor, Natal Menjadi Titik Balik Harapan Warga Adiankoting (27/12- photo Rio/gb)
GREENBERITA.com–Di tengah duka akibat bencana tanah longsor yang melanda akhir November 2025, masyarakat Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, justru menunjukkan daya lenting sosial dan spiritual yang kuat. Alih-alih larut dalam keterpurukan, warga memilih merawat harapan melalui kebersamaan dan iman dalam Natal.
Momentum itu tampak jelas saat ratusan warga dari berbagai latar belakang gereja berkumpul merayakan Natal bersama di Desa Pagaran Lambung I, Kecamatan Adiankoting, pada 27 Desember 2025.
Perayaan berlangsung penuh hikmat dan kesederhanaan, mencerminkan situasi masyarakat yang masih berjuang memulihkan diri dari dampak bencana.
Kehadiran para pemimpin gereja Protestan dan Katolik memberi makna lebih dalam pada perayaan tersebut.
Selain berdoa bersama, mereka hadir sebagai simbol penguatan rohani dan solidaritas lintas denominasi. Di tengah keterbatasan fasilitas dan kondisi pascabencana, suasana Natal tetap dipenuhi sukacita, doa, serta rasa persaudaraan yang erat.
Makna pemulihan semakin terasa ketika anak-anak menerima bingkisan Natal di akhir acara. Bagi mereka, bingkisan itu bukan sekadar hadiah, melainkan simbol kasih dan perhatian yang menumbuhkan rasa aman.
Senyum anak-anak menjadi penanda bahwa trauma akibat bencana perlahan mulai tergantikan oleh harapan baru.
Perayaan Natal tahun ini mengusung tema “Anak-anak Terang yang Tetap Kuat di Tengah Bencana”, yang terinspirasi dari firman Tuhan dalam Yohanes 14:27. Tema tersebut menegaskan pesan damai sejahtera, keberanian, dan iman yang teguh, terutama bagi generasi muda yang menjadi kelompok paling rentan terdampak secara psikologis.
Salah satu warga, Maruli Hutagalung (30), menilai perayaan Natal bersama ini sebagai energi baru bagi masyarakat untuk bangkit dari keterpurukan.
"Kegiatan ini sangat berarti untuk memulihkan kondisi batin kami agar masyarakat dapat kembali bangkit, pulih, dan beraktivitas seperti biasanya," ujar Maruli.
Perayaan Natal di Adiankoting menjadi cermin bahwa bencana tidak selalu memadamkan harapan. Di tengah luka dan keterbatasan, iman, persaudaraan, dan semangat gotong royong justru tampil sebagai terang yang menguatkan, memulihkan, dan menuntun masyarakat melangkah ke masa depan dengan keyakinan baru.**(Gb-rioM06)










