Notification

×

Iklan

Iklan

Serakahnomik jadi Akar Masalah Bumi dan Lingkungan Hidupnya

10 Okt 2025 | 21:59 WIB Last Updated 2025-10-10T14:59:32Z

Oleh: Dr. Ir. Sahala Benny Pasaribu MEc (Wakil Ketua Dewan Pertimbangan HKTI 2025-2030)

GREENBERITA.com– Pada mulanya Tuhan menciptakan langit, bumi, air, dan segala yg terkandung di dalamnya. Manusia diciptakanNya sebagai mahluk spesial dan segambar rupa Allah. Manusia hidup di taman Eden bersahabat dengan alam. Semua yang ada di Taman Eden dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan hidup manusia kecuali memakan buah terlarang. 


Manusia diperintahkan utk memlihara, menjaga dan mengelola lingkungannya agar kehidupan manusia dan alam tetap harmonis, tetap lestari dan hidup berkelanjutan sampai pada akhir jaman.Terpujilah Tuhan Sang Pencipta dan Maha Penyayang. 


Mahatma Gandhi mrngatakan bahwa alam diciptakan hanya cukup memenuhi kebutuhan manusia tetapi tidak cukup untuk memenuhi keserakahan manusia.


Sejak Adam dan Hawa manusia telah jatuh ke dalam dosa karena keserakahan. Mereka merasa tidak cukup dengan yang diberikan Tuhan sehingga buah terlarang pun dimakannya. Inilah akar masalah, yaitu Keserakahan Manusia. 


Keserakahan manusia itu berlanjut hingga saat ini. Presiden Prabowo menyebutnya Serakahnomik.


Bahaya terbesar akibat keserakahan adalah perubahan iklim ekstrim yang terbukti memanaskan suhu bumi, banjir besar, udara tebal emisi carbon, dan lainnya .


Pengerukan isi perut bumi sangat meluas dan banyak yang merusak lingkungan hidup seperti di usaha migas, tambang batubara, nikel, emas, timah, dan sebagainya .


Penebangan pohon sebagai usaha untuk mengejar keuntungan sebesarbesarnya. Penggundulan hutan dan over fishing makin meluas. 


Aktivitas mereka ada yg diijinkan oleh negara dan ada pula yang illegal. Memang hasilnya telah menciptakan banyak orang super kaya diikuti dengan pertumbuhan ekonomi melejit dan ekspor meningkat. 


Namun bersamaan dengan itu, kondisi alam semakin rusak dan masyarakat terus menjadi korban. Banyak kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan, penyakit silih berganti, lahan pertanian rusak, konflik agraria tak berkesudahan, dan hewan satua banyak mati kelaparan bahkan masuk ke wilayah penduduk. 


Manusia serakah yang merusak lingkungan demi harta dan kekuasaan adalah permasalahan besar dunia saat ini. Alam menjadi kurang bersahabat karena ulah manusia serakah. 


Kita lantas bertanya siapa yang seharusnya bertanggungjawab untuk menjaga dan memulihkan kondisi keseimbangan alam ini? Tentu saja kita semua umat manusia wajib bertanggung jawab. Semua unsur telah mengambil peran. Para tokoh agama sering mengajak umatnya untuk selalu mengucap syukur kepada Tuhan dan hidup bermanfaat bagi sesama dan alam semesta. Mereka mengajarkan kasih kpd Tuhan, sesama manusia, dan kepada alam semesta. 


Tetapi mereka diam saja ketika melihat praktek keserakahan. Hanya bisa berdoa. 


Green peace dan tokoh tokoh LSM bersuara lantang tapi tidak didengar penguasa. Banyak lembaga formal dan informal juga menyuarakan pentingnya pelestarian alam, termasuk hutan, zero emisi carbon, dll., tapi juga belum berhasil. 


Suara pemerintah untuk menanam miliaran pohon juga sering dipidatokan tetapi gagal tumbuh dan tidak mampu menindak penebang pohon dan penambang yg merusak lingkungan. 

Lantas apalagi yang bisa diharapkan? Kita semua tidak bisa berputus asa. Dan juga tidak bisa menonton dan membiarkan semua ini terjadi setiap hari. Kita melalui komunitas perlu lebih proaktif, setidaknya berteriak keras kepada mereka yang dungu dan pengambil kebijakan yg tdk peduli lingkungan hidup. 


Tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi dan kampus harus bisa bersatu dengan warga masyarakat, bersuara keras melestarikan alam dan menolak penebangan hutan, penambangan illegal dan over fishing. 


Gunakan sosial media sebagai alat memviralkan suara masyarakat ini. Pemerintah dan DPR perlu menetapkan undang undang dan mengambil kebijakan ekstrim untuk menghentikan penambang, pembabat hutan, penangkap ikan yang merusak lingkungan hidup. Jika perlu gunakan UU Perampasan aset jika ada yang merusak lingkungan hidup. Kementerian Lingkungan Hidup tidak boleh lagi melindungi dan pro kepada mereka. Kembalikan semua ciptaan Tuhan pada kondisi semula, krmbangakan saling bersahabat antara manusia dan alam semesta. Utamakan alam kembali berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang secukupnya. 


Serakahnomik yang disampaikan Presiden Prabowo menyadarkan kita semua bahwa keserakahan hanya akan menggiring umat manusia ke alam neraka. Semoga Tuhan menolong kita. Aminnn. 


Jakarta, 10 Oktober 2025. 


(Saat ini penulis aktif sebagai pengajar dan

Pengamat Ekonomi dan Sosial Politik)