Relokasi Pedagang Gedung IV Pasar Horas berujung ricuh (29/9- dokdiskominfops l)
GREENBERITA.com– Relokasi pedagang Gedung IV Pasar Horas, Jalan Merdeka Kota Siantar, Senin (29/9/2025) malam, berujung ricuh setelah sekelompok mahasiswa dan pedagang menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokir jalan dan membakar ban sekitar pukul 20.33 WIB.
Sekitar pukul 19.00 WIB, sejumlah pedagang mulai berangsur-angsur merelokasi kios dibantu beberapa pekerja yang mendapat pengawalan dari Satpol PP, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Siantar, Dinas Perhubungan, serta Pihak Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya.
Sebanyak 272 unit petak untuk lapak pedagang telah disediakan untuk relokasi pedagang yang dilakukan dari depan Gedung IV bagian bawah sampai beberapa meter ke depan Kantor Muhammadiyah. Setelah relokasi, akan dilakukan perobohan Gedung IV yang diperkirakan akan berlangsung satu setengah bulan.
“Setelah Gedung IV dirobohkan, dibangun kios darurat di lahan Gedung IV yang sudah dirobohkan untuk ditempati para pedagang. Setelah itu, kita pastikan arus lalulintas akan lancar kembali,” kata Sekda Junaedi A Sitanggang di sela-sela relokasi didampingi Dirut PD PHJ Bolmen Silalahi dan sejumlah pejabat lainnya.
Namun, berkisar pukul 20.10 WIB, Agus Butar-butar sebagai ketua Komunitas Pedagang Pasar Horas (KP2H) melakukan aksi unjuk rasa dan bakar ban, mengatakan pedagang butuh kepastian kapan Gedung IV dibangun sesuai dengan janji Gubernur Sumut Boby Nasution yang pernah langsung meninjau Gedung IV Pasar Horas beberapa waktu lalu.
“Pedagang tak tau, skema apa yang dilakukan, bagaimana Bank Sumut tentang realisasi anggaran yang dijanjikan Gubernur. Sedangkan Walikota tak jelas,” kata Agus.
Suasana sempat memanas karena pihak Pemko berusaha memadamkan api bakaran ban dan sempat terjadi tolak menolak. Bahkan, Sekda tampak dikerumuni pedagang dan mahasiswa.
Di sisi lain, sejumlah pedagang yang sejak awal bersedia direlokasi merasa kesal dengan ikut campurnya mahasiswa. Menurut mereka, cepat atau lambat Gedung IV Pasar Horas yang terbakar pada tahun 2024 wajib dirobohkan.
“Ngapain lah lagi orang itu demo. Kan mahasiswanya orang itu, kok merasa jadi pedagang. Kami sepakat kok dengan pemerintah direlokasi. Karena wajib dirobohkan ini,” kata pedagang bermarga Nasution.
Senada dengan pedagang perempuan tersebut, pedagang laki-laki bertopi abu-abu juga kesal dengan aksi protes yang mengatasnamakan pedagang. Pedagang sejak awal siap mengikuti permintaan pemerintah.
“Apalagi Pak Sekda tadi bilang toilet (portable) nanti disediakan. Trolly dorong dan tukang bantu angkut muatan juga sudah dipenuhi. Jadi gak ada alasan lah untuk gak pindah. Mau kapan lagi dirobohkan,” kata pedagang tersebut.
Seorang pedagang perempuan mengatakan, relokasi membuat situasi pedagang menjadi “kacau”. “Kalau pedagang lain bersedia direlokasi, kami menolak,” katanya sembari menegaskan lapak tempatnya berjualan yang berada paling ujung dekat Muhammadiyah dipastikannya tidak akan ada pembeli.
Saat pedagang berorasi, Sekda yang sama sekali tidak menanggapi orasi pedagang atau hanya bersikap diam mengamati situasi, mundur pelan-pelan menjauhi aksi.
Sekitar pukul 21.30 WIB, aksi masih terus berlanjut dan kendaraan yang ingin melintas melewati depan Gedung IV Pasar Horas terpaksa balik arah.
Namun meski aksi unjuk rasa masih berjalan, rencana relokasi tetap berlangsung. Diperkirakan relokasi akan selesai pada Selasa (30/9/2025). “Besok relokasi kita rencanakan selesai dan pedagang yang sudah boleh berjualan,” kata Sekda.***(Gb-Ferndt01)