Notification

×

Iklan

Iklan

Doa dan Perjuangan Hijau: Gereja Bersatu Serukan Penutupan PT TPL Demi Kelestarian Danau Toba

20 Agu 2025 | 10:44 WIB Last Updated 2025-08-20T03:44:26Z

Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan usai kegiatan Doa Merawat Alam di Tugu Proklamasi Jakarta, Senin (18/8/2025)

GREENBERITA.com- Usai Ibadah Doa Merawat Alam di Tugu Proklamasi Jakarta, Senin (18/8/2025), Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pdt Dr Victor Tinambunan menyerukan sikap iman yang teguh dalam memperjuangkan kelestarian Tano Batak dan Danau Toba. Seruan itu sekaligus menegaskan panggilan moral gereja untuk mendukung penutupan PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang dinilai merusak lingkungan hidup.


"Perkenankan saya menyampaikan beberapa hal berikut berkaitan dengan sikap dan cara-cara yang kita tempuh bahwa perjuangan kita didasarkan pada iman bahwa Tuhan menghendaki Tano Batak dan Danau Toba (manusia, makhluk dan alam) hidup damai, harmoni dan sejahtera," ujar Pdt Dr Victor Tinambunan usai kegiatan.


Dalam khotbahnya, Victor menekankan bahwa perjuangan menjaga lingkungan bukan hanya gerakan sosial, melainkan juga panggilan iman. Umat diminta menghadirkan kasih, ketenangan, dan kebijaksanaan dalam menyuarakan aspirasi. Ia menegaskan, kritik terhadap perusahaan tidak boleh berubah menjadi kebencian kepada sesama manusia.


"Saya sendiri dan banyak di antara kita telah menerima hujatan, kata-kata kotor dan fitnah dari pihak pendukung TPL. Tetapi itu adalah salib yang harus dipikul, kita mengampuni. Mereka adalah saudara kita juga, jangan terpancing," ujar Ketua Wilayah PGI Sumatera Utara ini.


Menurutnya, dukungan terhadap gerakan Tutup TPL semakin meluas, bahkan di Porsea—wilayah di jantung Danau Toba. Namun, ia mengingatkan jemaat agar tetap menempuh jalur yang bermartabat. "Itu pasti dan sudah banyak yang mengatakan supaya kita lakukan gerakan massa besar-besaran di Toba. Tetapi kita jalani dulu proses penyampaian aspirasi kepada yang kita hormati Pemerintah, DPR dan yang lain. Kita evaluasi terus dalam suasana perenungan, doa dan diskusi cerdas," harap Ephorus.


Dalam konteks sosial dan budaya Batak, ia menegaskan pentingnya menghindari tindak anarkis. "Kita harus benar-benar menghindari tindakan anarkis dan segala bentuk gerakan dan tindakan yang bertentangan dengan norma adat Batak yang bernilai tinggi, hukum, dan terutama ajaran Kristus. Tuhan kita hidup dan tetap bekerja di antara kita," pintanya.

Di akhir pesannya, Ephorus HKBP kembali menekankan bahwa iman dan lingkungan adalah satu tarikan nafas. Menjaga Danau Toba berarti merawat ciptaan Tuhan. "Tuhan memberkati Indonesia dan memberkati kita semua," pungkasnya.**"(Gb-Ferndt01)