Notification

×

Iklan

Iklan

Irigasi Longsor Ancam 750 Hektare Sawah, Bupati Simalungun Turun Tangan: Kami akan Bertindak Cepat

29 Jul 2025 | 13:36 WIB Last Updated 2025-07-29T06:36:23Z

Tanggapi Laporan Warga Soal Irigasi Longsor di Kecamatan Huta Bayu Raja, Bupati Simalungun Tinjau Lokasi (29/7)

GREENBERITA.com– Seruan warga Dusun Bah Tongguruan II menggema keras di hadapan Bupati Simalungun, Dr H Anton Achmad Saragih. Saluran irigasi yang longsor di Kecamatan Huta Bayuraja tak hanya memutus aliran air, tapi juga memutus harapan ratusan petani yang menggantungkan hidup dari pertanian.


Bupati Simalungun bersama jajaran langsung meninjau lokasi pada Selasa (29/7/2025) serta merespons laporan warga yang semakin gelisah.


"Pak Anton, tolonglah agar segera diperbaiki. Ini sangat krusial karena langsung berdampak pada lahan kami. Kalau tidak segera ditangani, kami bisa gagal panen," keluh boru Saragih, warga Kelurahan Huta Bayu, yang menyuarakan keresahan banyak petani lainnya.


Permintaan penuh harap itu datang dari ladang-ladang yang kini kering dan mulai terancam gagal tanam. Saluran irigasi yang longsor bukan sekadar infrastruktur rusak—ia adalah urat nadi bagi sekitar 750 hektare lahan pertanian di tiga nagori: Kelurahan Huta Bayu, Nagori Silakkidir, dan Nagori Maligas.


“Saya prihatin melihat kondisi ini. Lahan-lahan pertanian warga yang biasanya hijau dan subur kini terancam tidak bisa ditanami. Karena itu, saya minta agar seluruh jajaran terkait segera melakukan tindakan penanganan darurat,” tegas Bupati Anton Saragih saat meninjau lokasi.


Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Di lokasi, Bupati langsung menginstruksikan Kalak BPBD Simalungun, Resman Saragih, beserta Dinas PUPR dan Dinas Pertanian, untuk segera berkoordinasi, memetakan kerusakan, dan menyusun langkah cepat perbaikan.


Langkah itu diambil sebagai wujud tanggung jawab pemerintah dalam menjamin keberlangsungan hidup petani serta menjaga ketahanan pangan lokal. Irigasi ini bukan hanya milik satu desa, tapi penopang produksi pangan lintas wilayah.


"Kami meminta masyarakat untuk tetap bersabar dan menjaga semangat gotong royong. Jangan dulu mengalihkan fungsi lahan, karena pemerintah akan hadir dan bertindak cepat. Kami menargetkan dalam waktu dua hingga tiga bulan ke depan, saluran irigasi ini dapat berfungsi kembali dan mendukung musim tanam berikutnya," ujar Anton Saragih, memberi harapan baru bagi para petani yang mulai putus asa.


Kunjungan itu juga dimanfaatkan Bupati Anton untuk berdialog langsung dengan warga terdampak. Tidak hanya mendengar aspirasi jangka pendek seperti kebutuhan air alternatif, tapi juga menyusun strategi jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan pertanian.


Tak hanya soal perbaikan teknis, Pemkab Simalungun juga menyiapkan langkah mitigasi ke depan—mulai dari penguatan struktur tanggul hingga pembenahan tata kelola air—agar kejadian serupa tak kembali menghantui petani.


Kehadiran Bupati Anton Saragih dan jajaran bukan sekadar simbolik. Ini adalah bentuk nyata komitmen bahwa pemerintah hadir dalam krisis, dan tetap menempatkan keselamatan, kenyamanan, dan keberlanjutan penghidupan masyarakat sebagai prioritas utama.***(Gb-Ferndt01)