Notification

×

Iklan

Iklan

Mayat dalam Tugu di Samosir, Misteri Kematian Nuriani di Balik Engsel Terkunci, Adakah Tersangka?

29 Jul 2025 | 13:49 WIB Last Updated 2025-07-29T06:49:24Z

Kasat Reskrim Polres Samosir AKP Edward Sidauruk (tengah) disela pertemuan di Kejari Samosir (28/7)

GREENBERITA.com- Penemuan mayat perempuan dalam tugu pembusukan mayat khas Batak di Desa Aek Nauli, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Senin malam (21/07/2025), mengguncang warga dan memunculkan tanda tanya besar, apa yang sebenarnya terjadi pada Nuriani br Sinurat?


Sosok perempuan berusia 32 tahun itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa oleh seorang warga yang tengah beristirahat di ladangnya. Penemuan itu bukan hanya mengejutkan, tetapi juga penuh kejanggalan.


“Kematian korban memang tidak wajar, dan ketika ditemukan pintu engsel tugu itu dikunci dari luar pintu tugu,” ujar AKP Edward Sidauruk, Kasat Reskrim Polres Samosir, ketika ditemui di sela-sela pertemuan Kapolres Samosir dan Kajari Samosir di Kantor Kejari Samosir pada Senin, 28 Juli 2025.


Keterangan ini menjadi titik awal dari penyelidikan yang penuh misteri. Tim Satreskrim Polres Samosir telah melakukan olah TKP dan mengumpulkan berbagai bukti serta keterangan. Dari proses penyelidikan tersebut, identitas korban terungkap sebagai Nuriani br Sinurat, seorang warga asli Desa Aek Nauli.


Namun hingga saat ini, misteri masih menyelimuti motif dan pelaku di balik kematian tragis ini. Ketika ditanya soal kemungkinan adanya kekerasan seksual sebelum korban meninggal dunia, AKP Edward menjawab tegas,


“Terkait itu belum ada pelaku ditetapkan tersangka dan dugaan kekerasan seksual, kita menunggu hasil otopsi laboratorium forensik dari RS Bhayangkara Medan, namun memang kita temukan meninggalnya tidak wajar sehingga kita lakukan penyelidikan dan otopsi,” jelas AKP Edward Sidauruk.


Dari sisi masyarakat, rasa kehilangan bercampur penasaran menyelimuti desa. Kepala Desa Aek Nauli, Hongma Sitanggang, membenarkan identitas dan latar belakang korban.


“Ketika itu korban ditemukan di Tugu Sinurat huta Bane Bane Dugul, selama ini korban dikenal mengalami sedikit terbelakang mental gangguan jiwa, tapi korban tamat SMA dan dikenal sangat ramah dengan keluarga serta rajin marhobas ketika ada pesta di kampung ini,” ujarnya.


Kronologi penemuan jenazah pun memilukan. Bermula dari kegiatan rutin saksi berinisial MS, pemilik ladang tempat tugu tersebut berada. Sekitar pukul 15.00 WIB, MS yang sedang membabat batang jagung memutuskan beristirahat di tugu tua di ladangnya. Begitu pintu dibuka, ia mendapati pemandangan mengerikan: sesosok mayat membusuk di dalam. Ia berlari menuju kampung dan memberi tahu NA, yang lalu meminta RS menemani MS untuk melapor kepada Kepala Desa.


Kepala Desa, bersama MS, menuju lokasi dan segera menghubungi HTS, paman korban, serta Brigpol Peri Paedosi, Bhabinkamtibmas Desa Aek Nauli. Tim dari Satreskrim pun segera turun dan melakukan pengamanan lokasi serta penyisiran barang bukti.


Beberapa barang milik korban diamankan dari TKP, di antaranya celana dalam ungu dan abu-abu, sepasang sandal Swallow yang terpisah letaknya, jerigen putih, sikat gigi, celana pendek biru, piring plastik warna pink, sendok makan, kain putih, dan sebuah gembok. Keberadaan gembok ini memperkuat dugaan bahwa korban sengaja dikurung atau dikunci dari luar.


Penyelidikan terus bergulir. Sejumlah saksi seperti MS dan dua orang lainnya berinisial HS telah dimintai keterangan. Namun hingga kini, belum ada pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka.


Kematian Nuriani br Sinurat bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga teka-teki besar yang menuntut kejelasan hukum dan keadilan. Apakah benar ini murni kasus pembunuhan? Atau ada motif lain yang lebih dalam?

Satu hal yang pasti: publik menanti fakta-fakta yang akan diungkap dari hasil otopsi dan penyelidikan mendalam. Apakah misteri ini akan segera terpecahkan, atau justru menyingkap rahasia lain yang lebih gelap di balik tugu sunyi itu? Kita tunggu bersama hasil kerja Polres Samosir.***(Gb-Ferndt01)