Notification

×

Iklan

Iklan

Tragis, Usai Pemilu 2024 Ada 71 Petugas Pemilu Tewas dan 4500 Sakit

20 Feb 2024 | 21:01 WIB Last Updated 2024-02-20T14:01:38Z

Ilustrasi: Pemilu 2024


GREENBERITA.com- Usai pelaksanaan Pemilu 2024, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mencatat 71 Orang Petugas Pemilu 2024 Meninggal dunia, sementara 4.500 orang lebih sakit.

Hal ini seakan mengulang pristiwa pada Pemilihan Umum 2019, meski sejumlah langkah pencegahan telah dilakukan para pakar yang menyerukan dilakukan. Salah satu yang evaluasi yang disampaikan adalah menyeluruh dilakukan adalah pemisahan antara pemilu di tingkat nasional dan lokal.

Para pakar menyatakan bahwa pemilu bukan hanya disesaki kisah kemenangan dan kekalahan para kandidat yang terlibat, tapi juga Ini seperti mengulang apa yang terjadi saat pemilu 2019, meski sejumlah langkah pencegahan telah diambil.


Contohnya, ada petugas yang meninggal di Jakarta Pusat karena kecelakaan saat mengantarkan logistik pemilu. 

Kemudian, diduga karena kelelahan, ada yang keguguran di Pati, ada juga yang terkena stroke di Solo dan Bali, serta yang meninggal karena gagal jantung di Malang.


Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa berdasarkan monitoring pihaknya terus meng update para petugas pemilu yang meninggal dunia dan sedang sakit. 

"Status atau situasi teman-teman kami, sahabat-sahabat kami para penyelenggara pemilu badan ad hoc terutama pada peak season yang bebannya berat pada tanggal 14 Februari sampai 18 Februari 2024 pukul 23.58, dalam catatan kami yang meninggal ada 71 orang," ujar Hasyim Asy'ari, saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin,(19/02/2024).

Hasyim merinci dari 71 orang yang meninggal itu, ada satu orang yang merupakan anggota panitia pemilihan kecamatan (PPK).

Kemudian, anggota panitia pemungutan suara (PPS) di tingkat desa/kelurahan sekitar empat orang dan Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tingkat TPS sebanyak 42 orang. 

Lalu, anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang meninggal sekitar 24 orang saat menjaga keamanan kegiatan pemungutan dan penghitungan suara.

Ditambahkan Hasyim, yang sakit mencapai 4.567 orang dengan rincian pada tingkat kecamatan atau anggota PPK 136 orang, di tingkat PPS 696 orang, dan KPPS ada 3.371 orang.

"Untuk Linmas yang sakit ada 364 orang," tegasnya. 

Dari data Kementerian Kesehatan hingga 17 Februari, pukul 18.00 WIB, mencatat ada 57 petugas pemilu yang telah wafat di sejumlah provinsi berbeda.

Ini mencakup anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), petugas perlindungan masyarakat (Linmas), saksi dan pengawas tempat pemungutan suara (TPS).




(Gb-Ribka05)