Notification

×

Iklan

Iklan

Sukses Lahirkan Deklarasi, Sekjen PBB Puji Indonesia Aktif Perkuat Multiteralisme di Tatanan Global

17 Nov 2022 | 12:48 WIB Last Updated 2022-11-17T05:48:14Z
Oleh Prof Dr Sihol Situngkir

GREENBERITA.com- Pada saat pembukaan G20 tanggal 15 November 2022 di Nusa Dua Bali, Joko Widodo selaku Ketua Presidensi G20 kembali membuat statemen tegas bahwa KTT 20 tidak boleh gagal namun harus berkolaborasi untuk menyelamatkan dunia dari berbagai tantangan yang dihadapi bersama saat ini terutama krisis ekonomi, perubahan iklim dan bahkan perdamaian dunia sebagai dampak perang antara Ukrania dengan Rusia yang masih berlangsung saat ini. 

Pengamatan Prof Sihol Situngkir yang hadir di Bali dan aktif menulis mengenai pelaksanaan G20 dari pembukaan hingga penutupan mempunyai kesan bahwa Presidensi G20 yang dipimpin Joko Widodo, dinilai sangat berhasil dan sukses serta berjalan dengan hormat dan berwibawa. 

Semua pemimpin negara anggota G20 respek dengan Joko Widodo atas pelaksanaan G20 termasuk acara jamuan makan dengan pakaian nuansa batik Indonesia termasuk terobosan dan aksi nyata penanaman pohon Mangrove yang melibatkan para pemimpin negara anggota G20 dan pemimpin Lembaga-lembaga Internsional.

Mantan Rektor Unika Santo Thomas Medan yang saat ini kembali aktif melakukan kajian tentang ekonomi dan kesejahteraan sebagai staf ahli di Kementerian Sekretariat Negara RI, mengamati bahwa sidang yang dipimpin Presiden Joko Widodo yang dihadiri para pemimpin anggota G20 dan pemimpin Lembaga-lembaga Internasional berjalan dengan berwibawa.

Profesor yang aktif sebagai Guru Besar di Kampus serta sebagai Komisaris, Konsultan dan juga sebagai Presiden Global Profsis Center Jakarta berpendapat pelaksanaan sidang G20 telah berlangsung dengan baik dan sukses termasuk jamuan makan malam para pemimpin anggota G20 yang disambut dengan ramah oleh Presiden RI Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi. 

Dengan mengenakan pakaian adat Bali para pemimpin anggota G20 dijamu makan malam di Garuda Wisnu Kencana, Cultural Park, Badung Bali.

Yang menarik, Joko Widodo tidak lupa menonjolkan fakta bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dengan baik. 

Bahkan Presiden Dewan Eropa Charles Michel memuji kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presidensi G20 yang terlaksana sangat baik yang diungkapkan langsung pada saat konfrerensi pers di Auditorium Media Center KTT G20 di Bali International Convention Center (BICC). 

Bahkan Sekjen PBB Antonio Gutteres memuji Indonesia karena begitu aktif berperan dalam memperkuat multiteralisme di tatanan global. 

Gutteres berharap agar Indonesia akan terus berkomitmen untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas global.

Aksi kolaborasi para pemimpin anggota G20 diwujudkan Indonesia pada hari kedua pertemuan puncak G20 dengan mengundang para pemimpin negara G20 dan pemimpin lembaga internasional untuk menanam pohon Mangrove di taman hutan raya (Tahura) Ngurah Rai Kota Denpasar Bali. 

Prof Sihol Situngkir memberi komen bahwa penanaman pohon Mangrove ini sebagai sebagai strategi dan upaya Indonesia dalam mewujudkan salah satu agenda penting Presidensi G20 mengenai transisi energi dalam rangka menggerakkan pembangunan ekonomi hijau secara inklusif sekaligus sebagai solusi terhadap perubahan iklim.

Kontribusi nyata 1.300 hektar yang sebelumnya sebagai tambak ikan yang sudah terabrasi kini telah berubah menjadi rumah bagi 33 spesies mangrove dan 300 fauna. 

Indonesia sebagai pemilik hutan mangrove terluas di dunia yakni 3,3 juta hektar signifikan berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim sebagai wujud nyata Indonesia dalam penyelamatan dunia.

Keteladadan Presidensi G20 yang dipimpin Joko Widodo mendapat pujian dari para penimpin anggota G20. Pujian mengalir dari mana mana dan bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menilai pelaksanaan G20 di Bali selama 2 hari berlangsung sukses.

Menurut Prof Sihol, hal ini sebagai buah hasil kerja keras dan soliditas Panitia Pelaksana G20. 

Terlihat hadir pada saat penanaman pohon Mangrove antara lain Luhut Binsar Panjaitan, Siti Nurbaya Bakar, Basuki Hadimuliono dan I Wayan Koster.

Presidensi G20 yang dipimpin Joko Widodo bertekad menambah 33 lokasi hutan mangrove tahun 2023, tentu saja menjadi keteladan Indonesia seperti ini akan menjadi cambuk dan tantangan bagi Presidensi G20 yang beralih kepada Perdana Menteri India Narendra Modi.

Joko Widodo telah menyerahkan estafet tampuk kepemimpinan G20 tahun 2023 kepada PM India di hotel Avurpa Kempinski, Kabupaten Badung Bali pada tanggal 16 November 2022.

Intinya, kolaborasi para pemimpin negara anggota G20 menjadi paradigma penting untuk menggalang kekuatan untuk penyelamatan dunia dari sejumlah agenda penting yakni transformasi pembangunan ekonomi hijau berkelanjutan, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perdamaian abadi tanpa adanya perang. Negara anggota G20 yang memiliki 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global dan 85% PDB dunia mestinya mampu memulihkan ekonomi bersama guna meningkatkan kesejahtetaan masyarakat di negara anggota G20 bilamana sejumlah pengungkit kunci (key leverages) antara lain: komitmen kuat, sinergitas, joint funding, yang diramu sedemikian baik dalam paradigma kolaborasi baru yang saling menguntungkan melalui kebijakan, strategi dan upaya-upaya bersama.


( Penulis adalah President of Global Profsis Center Jakarta )