Notification

×

Iklan

Iklan

Tabrakan Beruntun , 3 Kakak Adik Tewas di Siantar

19 Nov 2020 | 21:02 WIB Last Updated 2020-11-22T12:36:33Z

Korban kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Asahan, Km 4, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Kamis (19/11/2020) pagi sekira Pukul 09.30 WIB

SIANTAR, GREENBERITA.com || 
Tabrakan Beruntun 12 Kendaraan di Jl Asahan Siantar, 3 Korban Kakak Adik, Jerit Tangis sang Ibu


Terjadi tabrakan beruntun di Jalan Asahan KM 4 Simpang Karangayer, Kelurahan Dolok Marlawan Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Kamis (19/11/2020) pagi.


Tabrakan yang melibatkan 12 kenderaaan bermotor ini mengakibatkan jatuhnya empat korban jiwa. 


Akibatnya kemacetan panjang tak terhindari.


Sukatno, Sopir Angkutan Umum CV Siantar Jaya, yang merupakan saksi dan korban dari peristiwa ini menyampaikan mobilnya ditabrak angkutan umum CV Beringin Jaya yang disorong Tronton FUSO.


"Mobil saya (Siantar Jaya) ditabrak sama CV Beringin Jaya yang disorong Tronton itu.


Waktu saya ditabrak ada empat kendaraan yang udah dihantamnya," ujar Sukatno saat dimintai keterangan.


Kanit Lakalantas Ipda Ramadhan Siregar memohon kerjasamanya kepada semua pihak untuk membantu petugas melakukan olah tempat kejadian perkara.


"Disini kita ada menangani kejadian laka lantas yang sama sama kita ketahui terjadi. Kami mohon kerja samanya," ujar Ramadhan.


Informasi yang diperoleh dari Tribun Medan, korban meninggal dunia empat orang dibawa ke RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar dan yang selamat dilarikan ke RSUD Vita Insani Pematangsiantar


Daftar kendaraan:


1. Fuso dengan nomor polisi BM 8238 ZU

2. Yamaha Vixion BK 6208 TAU

3. Angkutan umum Bandar Jaya BK 1132 WC

4. Honda Vario BK 4157 TAZ

5. Daihatsu Terios BK 1009

6. Fortuner hitam BK 1434 WH

7. Toyota Innova Silver BK 1811 MS

8. Angkutan umum Sinar Bangun BK 1353 TU

9. Angkutan umum Siantar Jaya BK 1145 TU

10. Honda Supra BK 4671 TAR

11. Honda Beat BK 5637 TAN

12. Honda Supra BK 5258 WAA



Identitas korban meninggal dunia


Terbaru terungkap identitas empat korban meninggal dunia. Tiga korban merupakan satu keluarga.

Yakni:

Love Viona Angely Sidabutar (7),

Fincent Frey Amsal Sidabutar (6)

Digibran Natanael Sidabutar (3).


Satu korban meninggal lainnya adalah Charles Sianipar (45) warga Jalan Bunga Zaitun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.


Ruliana Boru Gultom sang ibu, tangis histeris di Ruang jenazah RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar.


Bukan hanya tiga anaknya yang menjadi korban, mertuanya, Hotdiman Sidabutar, yang membonceng ketiga anaknya saat terjadi kecelakaan tersebut juga mengalami patah kaki.


Tangis Ruliana pun coba diredam keluarga silih berganti yang datang menghampiri.


"Sia-sia semua pengorbananku, semuanya habis, merekanya hartaku.


Gak ada lagi yang menghibur aku. Truk kurang ajarnya itu,” jerit Ruliana yang tinggal di Km 4 Simpang, Karang Anyer Kelurahan Dolok Marlawan Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.


Dari penuturan keluarga lainnya, saban waktu mertua Ruliana kerap mengajak jalan cucu-cucunya itu.


Sementara itu, di RSUD Vita Insani Pematangsiantar, korban yang menjalani perawatan adalah :


- Desy Noviyah Hutabarat (29) warga Jalan Viyata Yudha, Komplek Permai, Kota Pematangsiantar

- Hotdiman Sidabutar (58) Warga Jalan Asahan Km 4, Simpang Palang, Kecamatan Siantar

- Mulyadi Harahap (72) Jalan Merauke

- Sudarman (40) warga Huta Margu Mulio, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungu

- Arbain (34) warga Bah Bayu, Kelurahan Kerasaan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun

- Sri Eka Novriany (38) Warga Jalan Merpati.


Informasi terbaru Hotdiman Sidabutar yang merupakan kakek dari tiga korban jiwa di RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar telah meninggal dunia.


Artinya korban jiwa meninggal mencapai lima orang.


Istri Hotdiman Sidabutar, Lasaria Br Situmeang tak kuasa menahan tangis menanti jenazah suaminya. "Bantu aku Inang Uda, nggak sanggup aku Inang Uda. Empat empatnya dipanggil Tuhan. Nggak Inang Uda lihat lagi cucu cucu Inang Uda," ujar Lasaria menelepon keluarganya.


Sempat beberapa kali menguatkan diri, Lasaria tak kuasa menahan kesedihan. Ia beberapa kali menelpon dan melepaskan tangis.


Lasaria Situmeang bercerita suaminya merupakan pensiunan TNI-AD yang memulai hidup barunya berladang dan membuka kedai kelontong.


Saban pagi hari, suami tercintanya itu selalu membawa jalan cucu-cucunya.


"Cucunya paling kecil itu masih TK di Immanuel. Nah, tadi si sulung dan yang tengah mau ikut. Biasanya naik mobilnya orang ini, entah kenapa tadi boncengan naik sepeda motor," cerita Lasaria.


"Jual kedai sampah jual sarapan dan ke ladang (sawah). Udah biasa dia ngajak jalan cucunya. Gak firasat aku tadi malam," Lasaria Situmeang.


Lasaria beberapa kali menjerit menyesali kepergian suami dan ketiga cucunya. Dalam tanyanya, mengapa empat orang dari keluarganya diambil Tuhan.


"Mengapa kau ikutkan tiga tiganya. Kenapa nggak kau tinggalkan cucumu suamiku," ujar Lasaria.


(gb-ars/rel)