Budayawan Batak Monang Naipospos. (Foto: Tagar/Elviana) |
MEDAN, GREENBERITA.com || Tiga hari terakhir jagat media sosial dihebohkan dengan video pembakaran ulos Batak yang diunggah akun Facebook Parasian Simamora sejak 12 September 2020.
Video tersebut berdurasi 1 menit 25 detik menunjukkan aksi pembakaran puluhan ulos disertai dengan suara seorang wanita yang diduga sebagai pelaku pembakaran ulos.
Sampai saat ini, pemilik akun Facebook Parasian Simamora belum memberikan keterangan lengkap tentang sumber video dan identitas wanita yang membakar ulos.
Dari sisi budaya, pembakaran ulos merupakan bentuk ketidakpahaman akan ulos itu sendiri.
Hal ini dijelaskan budayawan Batak, Monang Naipospos yang dilansir dari Tagar pada Selasa, 15 September 2020.
“Dari sisi material, ulos itu dibuat dari kapas, kapas itu ciptaan Tuhan. Apa yang salah dari situ? Ulos itu dibuat dengan seni, yaitu memadukan warna dan motif sama halnya dengan batik. Apa yang salah dari situ? Suku lain punya karya seni dari kain juga, terus apa yang bedanya dengan kita suku Batak yang punya ulos. Terus apa salahnya? Engga ada yang salah dari situ. Pemahaman kita yang salah, jangan salahkan ulosnya, salahkan pemahamannya yang salah,” terangnya saat dimintai pendapat soal pembakaran ulos yang viral di media sosial.
Monang mengakui banyak pemahaman yang salah tentang ulos ini. Umumnya kesalahpahaman tersebut muncul dari aliran kepercayaan, yang menganggap ada kekuatan mistis di balik kain ulos.
“Sudah banyak edukasi tentang ulos ini yang dibagikan di media sosial, dan penjelasannya bagus-bagus. Mereka seharusnya banyak baca,” kata dia menambahkan.
Selama pemahaman tentang ulos ini masih salah, Monang memastikan bahwa tindakan konyol seperti membakar ulos akan terus terjadi.
Diketahui, aksi pembakaran ulos terekam video yang diduga dilakukan seorang perempuan menghebohkan media sosial.
Pelaku membakar ulos, dikaitkan dengan pemahaman keyakinan yang diimaninya. Hampir bisa dipastikan pelaku adalah orang Batak.
“Demi melancarkan hubungan rohku dengan Yesus Kristus, segala ikatan rohku dengan siapapun, baik itu dengan Debata, Allah Jahowa. Siapapun itu. Semuanya itu kuputuskan dalam nama Yesus, demikian juga untuk ulos ini yang dulunya aku terima karena ketertipuanku dengan si Debata. Dan saat ini juga aku musnahkan dalam nama Yesus, sudah tidak ada lagi kuasanya, sama seperti sampah ini aku bakar. Dalam nama Yesus tidak berkuasa lagi, agar nama Tuhan Yesus berdiam di dalam rumah kami, di dalam pribadi kami, agar tidak ada lagi gangguan gangguan dari iblis. Terpujilah nama Yesus selama-lamanya. Ini masih cantik gais, ngga apa-apa, bakar aja, akan dituntaskan semua,” demikian celotehnya di video tersebut.
Video yang diunggah Parasian Simamora itu sendiri sudah dibagikan sebanyak tiga ribuan kali dan mendapat komentar hampir enam ribu di kolom komentar.
Isi komentar mayoritas mengutuk tindakan si wanita tersebut dan menganggap tindakannya sebagai bentuk kekeliruan.
Akun Monika Siallagan turut memberikan komentar bahwa tindakan ini merupakan satu bentuk fanatisme berlebihan.
“Ini pemahaman iman yang salah. fanatisme yang berlebihan.. menurut saya,” tulisnya.
Sementara itu, akun Tumanda Sinaga meminta klarifikasi dari Parasian Simamora sebagai pengunggah tentang sumber video supaya tindakan si wanita diproses secara hukum.
“Bapak Parasian Simamora tolong minta infonya tentang video ini. Karena telah melakukan pelecehan terhadap Bangso Batak dengan membakar pakaian tradisional Batak,,,, hal seperti ini tetap harus di proses secara hukum,” tegasnya.
(gb-ars/rel)