Notification

×

Iklan

Iklan

Mangindar Simbolon, Sang Mantan Bupati Berjiwa Besar

13 Sep 2020 | 14:30 WIB Last Updated 2020-09-13T07:44:42Z
Oleh Dian P Sinaga
GREENBERITA.Com- Di Masa jabatannya sebagai Bupati Samosir khususnya pada rentang tahun 2010 sampai 2015, saya selalu mengkritik kebijakan Mangindar Simbolon selaku Bupati Samosir, apabila ada yang saya rasa kurang tepat.

Begitu bertubi-tubi kritik tajam yang saya arahkan kepadanya, namun tak pernah sekalipun dia membenci saya apalagi sampai mengancam saya baik dari Bupati Mangindar secara langsung maupun melalui keluarganya yang disuruhnya. Hal itu dapat saya simpulkan dan saya ketahui ketika ada kesempatan saling bertatap wajah, ia selalu menyapa saya dengan senyum dan tetap bersedia saya ajak berdiskusi dan saya konfirmasi terkait hal yang saya kritik tersebut.
Saat itu saya menulis di media cetak mingguan, judul berita dan liputan saya mengenai kinerja Pemkab Samosir pada masa itu 95 persen bahkan lebih adalah liputan investigasi anggaran Pemkab Samosir.
Dari semua data yang saya sajikan kepada publik, Mangindar Simbolon tidak lantas membenci saya, dan tidak pernah menyuruh siapapun untuk membungkam saya dalam menulis investigasi yang saya lakukan. Bahkan ketika demonstrasi ribuan orang beberapa kali menderanya ke Kantor Bupati Samosir, sosok Mangindar Simbolon tetap tenang dan tidak panik dan mematahkan suara demokrasi itu melalui pembungkaman secara intimidasi oleh orang-orangnya.

Dia tidak pernah melakukan pendekatan dengan kekerasan dan pengancaman fisik untuk membungkam para pengkritiknya, karena baginya kritik itu adalah kaca diri sesungguhnya untuk memperbaiki diri dalam mengambil kebijakan.
Hal yang sama saya yakini juga dirasakan oleh rekan-rekan Pers dan pegiat LSM di Samosir ketika itu sehingga kemerdekaan menulis dan demokrasi yang baik itu benar-benar dirasakan para pegiat jurnalis dan lembaga swadaya. Di Masa periode kedua Mangindar Simbolon sebagai Bupati Samosir, dua kepala dinas Pekerjaan Umum berturut-turut masuk bui, dan sebagian karena torehan saya melalui narasi-narasi pemberitaan investigasi yang kami lakukan. Masalah pejabat SKPD yang kena korupsi selama 10 tahun pemerintahannya itu bukan karena perintahnya sebagai bupati tapi adalah karena selain karena kesalahan oknum pejabat tersebut juga karena masih ada istilah target setahun tangkapan korupsi pada lembaga hukum ketika itu. Jadi, bila pun ada pembangunan saat ini oleh bupati setelahMangindar adalah merupakan lanjutan dari kerangka dasar yang telah diletakkan oleh Mangindar Simbolon ketika menjadi bupati definitif pertama setelah Kabupaten Samosir terbentuk.
Karenanya, tidak lah salah kita menyebut Mangindar Simbolon adalah sang pemimpin peletak fondasi awak Samosir yang mempunyai jiwa parbahul-bahul nabolon, (berjiwa besar, red).***
Bersambung...

(penulis adalah seorang jurnalis serta pengamat kebijakan pembangunan di Samosir)