Notification

×

Iklan

Iklan

Naik Jadi SRM Distribusi PLN di Kaltim, Eko Prihandana Tinggalkan 'Jejak Kelam Kinerja' di UP3 Medan

14 Agu 2020 | 10:43 WIB Last Updated 2020-08-14T08:06:00Z
Jejeran warung di Jl. Listrik, Medan yang rata-rata diduga tak memiliki KWh meter

MEDAN, GREENBERITA.com || Prestasi lewat kinerja tentunya menjadi salahsatu upaya setiap pegawai negeri untuk mendongkrak posisi. Terlebih di lingkungan kerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT PLN (Persero).

Tapi agaknya hal itu tak berlaku bagi seorang Eko Prihandana. Nyaris tanpa prestasi, namun karirnya terbilang moncer. Hanya sekejap menduduki jabatan Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Medan, Eko langsung mendapat promosi.

Tak tanggung. Ia dipercaya menduduki jabatan SRM Distribusi di PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (Kaltim-Kaltara) atau naik dari Manajemen dasar ke Manajemen menengah.

Sayangnya, selama menjabat di Medan, jejak Eko terbilang kelam dalam urusan prestasi. Tapi mungkin karena punya 'cantelan' kuat di perusahaan strum itu, Eko tetap melenggang.

Yang masih hangat terkait 'kinerja buruk' Eko dengan jajarannya adalah ketika terjadi kebakaran pada Kwh Meter (alat ukur listrik) di Bank BRI Unit Sukaramai pada 4 Agustus 2020 lalu.

Situasi di Bank BRI Unit Sukaramai saat kebakaran melanda pada 4 Agustus 2020 lalu

Terindikasi jelas bahwa, kejadian yang tak biasa itu bentuk ketidakpedulian UP3 Medan sebagai atasan dan Unit Layanan Pelanggan (ULP) Medan Kota sebagai pelaksana di lapangan. Alhasil, BRI sebagai pelanggan nyaris menjadi korban.

Karena salahsatu dugaan penyebab kebakaran itu, dipicu tidak adanya perawatan berkala terhadap kwh meter yang notabene adalah asset PLN.

Kemudian, yang paling mencolok adalah jejeran warung di sepanjang Jl. Listrik, Medan yang berada persis di depan kantor PLN UP3 dan ULP Medan Kota. Meski sebagian pernah tercatat sebagai pelanggan resmi, hampir semua pedagang disitu bisa menikmati listrik secara bebas.

Ibarat pepatah, semut di seberang lautan terlihat, tapi gajah di pelupuk mata tak terlihat. Begitu pula dengan indikasi pencurian arus listrik di depan kantor PLN itu. Karena faktanya, kejahatan itu telah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada tindakan sedikit pun.

Untuk mengetahui secara pasti situasi itu, kru Greenberita.com langsung mengkonfirmasinya kepada Manager ULP Medan Kota Hasrizal. Namun yang bersangkutan sedikitpun tak merespon meski pertanyaan via whatsapp itu dibacanya.

Sehari kemudian, persisnya Kamis, 13 Agustus 2020, pertanyaan sama kemudian disampaikan kepada Manager UP3 Medan Eko Prihandana. Namun bukannya menjawab, yang bersangkutan justru membuang bola itu ke bawahannya seraya mengaku bukan tanggungjawabnya lagi.

"Silahkan koordinasi dengan petugas kami, saya sudah pindah ke Kalimantan Timur," kilahnya via whatsapp sambil memberikan kontak person staf PLN Medan.

Saat ditanyakan kembali Greenberita.com mau konfirmasi langsung tanpa diwakili, yang bersangkutan tak lagi menjawab pesan singkat itu.

Kru Greenberita akhirnya melayangkan pertanyaan ke Maulana, yang tercantum sebagai Ketua SP Medan. Namun pria yang mengaku sebagai pejabat K3 di PLN UP3 Medan justru sekadar menjawab normatif atas situasi tersebut saat dikonfirmasi melalui whatsapp, Jum'at (14/8).

"Untuk masalah kebakaran Kwh meter Bank BRI Sukaramai sekarang masih dalam penyelidikan pihak kepolisian dan KWh meter dipelihara secara rutin dan berkala. Sedangkan untuk warung-warung yang ada di depan kantor PLN Medan Kota, rata-rata pelanggan mempunyai KWh meter pra bayar," sebutnya singkat. (Fai)