Notification

×

Iklan

Iklan

Di Ginolat Sianjur, Warga Berikrar Perubahan Adalah Harga Mati

23 Agu 2020 | 18:05 WIB Last Updated 2020-08-23T11:09:20Z
Saut Limbong Nyatakan Perubahan Samosir Adalah Harga Mati dan di Sambut Setuju oleh warga Ginolat
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Menjelang Pilkada Samosir 09 Desember 2020, nama Vandiko Timotius Gultom dengan Martua Sitanggang yang sering disapa "Vantas" sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Samosir.
Kombinasi dari kaum milenial yang energik dan sosok senior di birokrasi yang telah mendapat dukungan dari 10  partai ini, menjadi alasan warga mengagumi dan bahkan meletakkan pilihannya kepada pasangan ini pada Pilkada nanti.
Hal ini terbukti dari setiap kunjungannya ke desa-desa di seluruh kabupaten Samosir, selalu disambut antusias dengan gembira oleh warga, dan Vandiko bukan saja memberikan bantuan pangan tapi menghibur warga dengan bernyanyi bersama Nauli Sister sehingga setiap warga bersukacita yang pada akhirnya meningkatkan imun untuk menangkal virus Covid-19 ini.
Kali ini Vantas mengunjungi kecamatan yang menurut keyakinan orang batak, merupakan asal muasal orang batak. Vantas hadir di Desa Ginolat, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir pada Sabtu 22 agustus 2020.

Ada yang unik dalam kunjungannya ke Desa Ginolat ketika Saut Limbong bicara tentang sebuah perubahan di Samosir yang dijawap warga dengan teriakan bahwa perubahan adalah sebuah harga mati.

"Songon dia hita, apakah masih seperti ini atau harus berubah? Perubahan Adalah Harga Mati?," tanya Saut Limbong yang dijawap teriakan setuju oleh warga.
Walau diterpa hujan, Vandiko yang mendengarkan ikrar warga Desa Ginolat memberikan apresiasi. Beratapkan tenda yang sederhana, Vantas dan tim tetap semangat berorasi program perubahan untuk kesejahteraan Samosir.
“Saya mengapresiasi ikrar kita semua untuk perubahan adalah harga mati. Dan saya juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran amang dan inang, walau hujan akan tetapi amang dan inang tetap datang untuk bertemu dengan kami,” ucap Vandiko
Pada orasinya, Vandiko-Gultom berjanji akan memperhatikan para petani serta memberikan beasiswa kepada Mahasiswa/i Samosir sampai lulus S3 apabila nilai IPK nya mencapai 3.0, dan juga berjanji akan memberikan BPJS gratis kepada masyarakat kurang mampu.

"Apabila kami Vandiko-Martua diberikan kesempatan menjadi parhobas di kabupaten ini, kami akan memberikan BPJS Gratis untuk menjamin kesehatan warga khususnya para petani yang kurang mampu serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa asal Samosir jika nilainya mencapai 3.0," jelas Martua.


Vandiko berjanji bila menjadi parhobas di Samosir kami akan memberikan BPJS Gratis untuk menjamin kesehatan warga khususnya para petani yang kurang mampu serta memberikan beasiswa kepada mahasiswa asal Samosir
Tokoh muda berkharisma ini juga bicara tentang pembangunan infrastrultur yang diprogramkannya. 


"Terkait perbaikan jalan yang rusak ke setiap desa, ketika amang dan inang memilih saya menjadi Bupati Samosir, saya akan memperbaiki dengan anggaran APBN seperti yang sudah saya lakukan di desa-desa Jawa Timur dulu ketika saya masih bekerja di kementerian PUPR dulu," janji Vandiko.


Khusus untuk meningkatkan kualitas harga hasil pertanian maka Vandiko Gultom kedepannya akan membuat peraturan daerah (perda) terkait hasil pertanian.



"Dengan perda ini kita akan buat hasil pertanian tidak dijual mentah tapi diolah dulu untuk barang jadi dengan harga yang lebih tinggi melalui UMKM dengan bantuan BUMD nantinya," ujar Vandiko Gultom.


Penjualan produk mentah seperti bawang, jagung dan kacang langsung kepada pembeli dari luar tidak akan mampu meningkatkan pendapatan petani.

"Oleh Bupati yang visioner, itu harus diolah dengan mengubahnya menjadi produk yang tinggi nilai seperti bawang jadi bawang goreng, jagung menjadi jajanan yang harga tinggi serta kacang dalam bentuk seperti selai roti dan lainnya," jelas Vandiko.

Didepan Vandiko, Saut Limbong bicara tentang sebuah perubahan di kepemimpinan Samosir yang dijawap warga dengan teriakan bahwa perubahan adalah sebuah harga mati.

"Songon dia hita, apakah masih seperti ini atau harus berubah? Perubahan Adalah Harga Mati," tanya Saut Limbong yang dijawap teriakan setuju oleh warga.

seorang pemuda warga Desa Ginolat Ervan Jislon Sagala ketika dikonfirmasi greenberita mengungkapkan kekagumannya terhadap Vandiko.
“Saya salut kepada lae Vandiko ini, masih muda tapi mau pulang kampung untuk menjadi parhobas di Samosir. Biasanya umur seperti lae ini masih kejar karir, pastinya jarang anak muda yang mau seperti ini” ujar Ervan Jislon
Menurutnya, semangat dan kepedulian yang dimiliki Vandiko, sangat tepat berpasangan dengan Mertua yang sudah paham di birokrasi.
“Vandiko yang masih muda tentu punya semangat yang tinggi, kepeduliannya juga sudah dibuktikan di masa pandemi ini kan. Wawasannya juga tak perlu diragukan lagi tentang infrastruktur, dan berpasangan dengan pak Martua yang sudah paham di birokrasi, dan pasti pengalamannya sudah banyak” jelas Ervan
Disela-sela acara, warga yang hadir dihibur dengan penampilan artis Jakarta Trio Nauli Sister yang membawakan lagu ciptaan ayah kandung dari Vandiko yaitu Ober Gultom dan lagu lainnya.*** (gb-elim09)

Simak Video Vandiko Gultom: