Notification

×

Iklan

Iklan

Akhirnya Bungolo Sinurat Dijemput Keluarga Besarnya ke Aek Nauli Samosir

28 Sep 2019 | 20:18 WIB Last Updated 2019-09-28T13:49:33Z
Keluarga besar Sinurat diwakili Antonius Sinurat ketika hendak membujuk Bungalo Sinurat Agar Mau dibawa 
SAMOSIR,GREENBERITA.com- Gencarnya pemberitaan dan tanggapan nitizen terkait seorang Nenek tua bernama Bungalo Sinurat (90) yang tinggal sendiri dirumah tanpa dinding mendapat tanggapan dari keluarga besar Sinurat dari Desa Aek Nauli, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

Ketika melakukan hendak menjemput Bungalo Sinurat ke Desa Huta Tinggi,Pangururan, pada Jumat sore,(27/9/2019),kepada wartawan Antonius Sinurat, yang merupakan salah satu keluarga Sinurat menyampaikan kronologi kehidupan Bungolo Boru Sinurat.

"Perlu kami sampaikan, bahwa namboru kami ini sebenarnya bukan ditelantarkan oleh keluarganya, Namboru ini hanya ada sedikit kesalahpahaman dengan adeknya yang merupakan istri kedua almarhum suaminya bermarga Malau. Namboru ini sebelum suaminya meninggal dunia, menikahkan suaminya dengan boru malau karena sampai di usia suaminya 75 tahun tidak juga dikarunia keturunan,” ujar Antonius Sinurat.

Menurutnya, pernikahan suaminya dengan istri kedua suaminya yang boru malau dikaruniai 2 anak laki laki. Anak pertama berumur 12 tahun (kelas 6 SD), Anak  kedua berumur 9 tahun (kelas SD). “Anak pertamanya tinggal dengan kami di desa Aek nauli dan anak keduanya tinggal dengan ibu kandungnya boru malau,” tambahnya.

“Sejak namboru ini menikahkan suaminya dengan boru malau, dia tinggal sendirian di di desa Aek nauli, kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir. Kadang-kadang namboru ini datang kerumah kami dan tinggal bersama kami, sejak suaminya meninggal tanggal 27 mei 2019 lalu, namboru ini memutuskan untuk tinggal bersama dengan adeknya atau bahasa bataknya (imbangnya) boru malau di desa Huta tinggi,” tegas Antonius.

Sebagai keluarg, pihak Sinurat selalu memenuhi kebutuhan sehari-hari Bungalo Malau dengan cara memberikan uang kepada imbangnya boru malau. Dulunya, Bungalo Sinurat bisa dikatakan orang berduit pada 20 tahun lalu karena mempunyai ternak kerbau, emas dan lainnya.

“Sejak namboru ini menikahkan suaminya itulah awal kesengsaraanya.Namboru ini yang memenuhi segala kebutuhan boru mala, mulai biaya pernikahan suaminya dengan boru malau (adat nagok) dalam adat batak toba sampai biaya persalinan dan kebutuhan sehari hari,” ujar Antonius sedih.

Pada dasarnya, pihak Marga Sinurat sudah melarang Bungalo untuk tidak menikahkan suaminya itu. Tapi namboru ini bertekad dan harus menikahkan suaminya demi mendapatkan keturunan suaminya yang bermarga Nadeak. “Namboru ini sebenarnya punya rumah yang layak huni di desa Huta Tinggi persis di dekat jalan raya, tempatnya strategis dan juga beberapa tapak tanah,” sebutnya.

Bungalo pun sebenarnya punya banyak keluarga di Desa Huta tinggi (hahanggina), dan tidak benar keluarga Sinurat tidak mampu merawat Bungalo Sinurat. “Maklumlah namboru kami ini memang sudah  tuarenta (ber umur 90 an). Sejak suaminya meninggal kami mengajak namboru ini untuk tinggal di desa Aek nauli, tapi namboru ini menolaknya ( dang dohot au hu aek nauli, ingananku do jabukku,  jabukku do on), tidaj ikut akuke Aek Nauli, dirumah ininya tingalku,” sebut Antonius menirukan ucapan namborunya yang bersikeras tidak mau dijemput.

Namun pada Jumat sore (27/9/2019) akhirnya pihak keluarga Sinurat berhasil membujuk namboru ini untuk tinggal bersama kami di desa Aek nauli dengan mengiming imingi untuk kembali lagi ke Huta tinggi dan memperbaiki rumahnya sendiri.

Bungalo Sinurat sebenarnya mempunyai 3 saudara perempuan namun sudah meninggal dunia, namun tidak memiliki saudara laki laki.

“Kami selaku keluarga mengucaakan terimakasih kepada  Bhayangkara Polres Samosir serta seluruh pihak atas uluran tangan nya kepada namboru kami. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.," pungkas Antonius Sinurat lewat pesan Massanger pada (27/9/2019)

(gb-fet)