Notification

×

Iklan

Iklan

Didepan Wabup Samosir, Ibu Ini Lantang Tolak Keberadaan Kafe Rindu Alam

23 Mar 2019 | 17:13 WIB Last Updated 2019-11-10T13:37:51Z
Dengan Lantang, Ibu Ini Minta Tutup Kafe Rindu Alam, Jumat, (22/3/2019)
PANGURURAN,GREENBERITA.comWarga Desa Huta Tinggi menuding Kafe Live Music Rindu Alam melakukan bisnis Esek-esek dalam operasionalnya, dan setelah sekian lama menahan kesabaran agar live music Rindu Alam yang beroperasi tanpa izin, di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, akhirnya puluhan warga setempat turun langsung ke lokasi untuk menutup usaha itu, pada Kamis (7/3/2019) lalu.

Menyikapi hal itu, Pemerintah Kabupaten Samosir, dipimpin langsung Wakil Bupati, Juang Sinaga, langsung merespons dan melakukan inspeksi mendadak (Sidak), pada Jumat (22/3/2019).

Ketika berlangsung sidak tersebut, seorang ibu bernama Hetty Naibaho (30) yang mrerupakan warga Desa Huta Tinggi berbicara lantang menolak keberadaan Kafe Live Music Rindu Alam.
Tak pelak, hal ini membuat seluruh yang hadir pada pertemuan tersebut termasuk Wakil Bupati Samosir terenyuh dengan pemaparan ibu satu anak ini.

"Pak Wakil Bupati, saya mewakili masyarakat Hutatinggi mau sampaikan terkait keberadaan kafe ini, bahwa tanggal 4 Maret 2019 sebenarnya dari Pemkab Samosir, dengan dinas terkait seperti perijinan, pariwisata, satpol PP, kecamatan dan kepala desa sudah hadir disini menyelidiki dokumen perijinan kafe ini dan memang tidak ada ijin apapun. Jadi kalau pun saat ini ada bapak lihat yang ada ini baru diurusnya itu pak, sebenarnya itu adalah rekayasa semua pak. Bahkan pada tanggal 4 Maret sudah ada kesepakatan disaksikan Bapak Kepala Desa yang terhormat untuk menutup tempat ini, tapi apa yang terjadi pak, mereka dengan arogan dan sombongnya tetap membuka tempat ini tetap beropesional sampai jam 3 pagi," ujar Hety Naibaho kepada Wabup Samosir, Juang Sinaga.

Tambah istri bermarga Situmorang ini, akibat tetap beroperasionalnya Kafe Rindu Alam membuat para warga Desa, pada 8 Maret 2019 sekitar  jam 12 malam mendatangi tempat hiburan malam ini melakukan aksi protes kepada pengelolanya dan akhirnya secara tertulis ditandatangani Kepala Desa Hutatinggi diatas materai disepakati perjanjian menutup operasional namun tetap beroperasioanal.
"Akhirnya tanggal 16 Maret kami turun lagi semua kesini meminta kafe ini berhenti beroperasional, namun mereka menunjukkan ijin yang direkayasa mereka dengan menunjukkan ijin yang ada si Margolang itu," tegas Hety Naibaho.

Dengan tegas, Hety Naibaho memohon kepada Pemkab Samosir untuk menutup kafe tersebut karena menyediakan perempuan-perempuan malam.
"Disini sudah tidak sesuai dengan norma agama dan norma adat, menyediakan perempuan-perempuan bebas berkeliaran, dan tempat seperti ini kami duga pasti ada free seks, alkohol dan narkoba. Jadi Pak Wakil Bupati, tolonglah kami, mohon kebaikan hati nurani bapak,selamatkan generasi kami, anak-anak kami dan generasi bangsa yang harus diselamatkan dari virus penyakit sosial seperti ini,"pungkas Hetty Naibaho penuh harap.

(green-ft)