JAKARTA, GREENBERITA.com - Puluhan ribu karyawan google akan melakukan demonstrasi atas kebijakan google terhadap para eksekutifnya yang diduga melakukan pelecehan seks.
Mereka diantara berasal dari para karyawan Google serta karyawan kontrak Google secara global.
Hingga 30 September 2018 lalu, jumlah karyawan google tercatat sebanyak 94.372 orang, baik yang pekerja tetap maupun kontrak, secara global. Ini artinya lebih dari 20% di antaranya ikut dalam aksi demo tersebut.
Laporan New York Times yang mengungkap sejumlah informasi anyar terkait berbagai kasus pelecehan seks di lingkungan karyawan Google membuat para Karyawan "mengamuk".
Yang paling mengejutkan tentunya kasus bapak Android Andy Rubin, yang ditulis sudah terbukti melakukan pelecehan seks, justru mendapat pesangon besar saat ia mengundurkan diri.
"Kami selalu dikenal sebagai perusahaan pelopor, jika kami tak mengambil langkah ini, perusahaan lain juga tak akan melakukannya," kata seorang inisiator aksi Google Walkout yang tak ingin namanya disebutkan.
Aksi Google Walkout ini tak cuma dilakukan di Amerika Serikat, melainkan juga di berbagai kantor Google di seluruh dunia, seperti Australia, Brazil, Kanada, Jerman, India, Irlandia, Jepang, Belanda, Filipina, Singapura, Inggris, dan Swiss.
Pihak Inisiator demo menyebutkan, pimpinan CEO Google Sundar Pichai menyetujui agar bertemu dengan mereka terkait lima tuntutan yang sebelumnya diajukan.
Berikut tuntutan mereka:
1. Mengakhiri pemaksaan arbitrasi pada kasus diskriminasi dan pelecehan.
2. Komitmen untuk mengakhiri ketidakadilan jumlah gaji dan kesempatan.
3. Mengungkap kasus pelecehan seks secara transparan ke publik.
4. Adanya proses yang jelas, seragam, dan inklusif untuk pelaporan pelecehan seks yang aman dan anonim.
5. Chief Diversity Officer bisa melapor langsung ke CEO dan memberi rekomendasi langsung ke dewan direksi. Lalu harus ada perwakilan karyawan di dewan direksi. (D/Gb)
