
Bappenas Luncurkan Peta Jalan WEF Nexus, Pemkab Samosir Dorong Dukungan Nyata Implementasi (10/12- dokdiskominfoks/gb)
GREENBERITA.com–Pemerintah melalui Kementerian PPN/Bappenas resmi meluncurkan Peta Jalan Water, Energy, Food (WEF) Nexus Indonesia sebagai pedoman strategis nasional untuk mengintegrasikan pengelolaan pangan, energi, dan air. Peluncuran berlangsung di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto 1–5 Bappenas, Jalan Taman Suropati Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat, (10/12/2025).
WEF Nexus dirancang untuk menjadi acuan integrasi lintas sektor sekaligus mendorong kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, mitra pembangunan, hingga sektor nonpemerintah. Sosialisasi peta jalan ini juga diarahkan untuk mendiseminasikan konsep dan arah kebijakan WEF Nexus, memfasilitasi pertukaran pengetahuan antarsektor, serta memperkuat komitmen bersama dalam penerapannya di tingkat nasional maupun daerah.
Dalam sesi panel bertema Pembelajaran Daerah dan Kebutuhan Dukungan Implementasi, Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk tampil sebagai panelis. Ia menegaskan pentingnya dukungan konkret agar kebijakan WEF Nexus di tingkat pusat dapat diterjemahkan secara operasional di daerah.
“Kami di daerah membutuhkan dukungan kunci untuk memastikan implementasi WEF Nexus dapat masuk ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran seperti RPJMD dan APBD,” ujar Wabup.
Ia menyampaikan tantangan utama yang dihadapi daerah, antara lain keterbatasan kapasitas teknis, integrasi lintas sektor dalam perencanaan, serta kebutuhan skema pembiayaan yang jelas dan inklusif.
Terkait peluang, Wabup menilai Kabupaten Samosir memiliki ruang besar untuk mengembangkan berbagai inisiatif Nexus. “Kami melihat peluang untuk proyek percontohan berbasis nature-based solutions, pemanfaatan energi terbarukan bagi layanan publik dan pertanian, serta replikasi model integrasi sektor yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dalam pidatonya menekankan bahwa kemampuan mengelola sumber daya air, energi, dan pangan menjadi faktor penentu keberlangsungan sebuah peradaban. “Sepanjang sejarah, kemampuan mengelola air, energi, dan pangan telah menentukan jatuh bangunnya peradaban,” ujarnya sambil mencontohkan sistem irigasi kuno Dujiangyan di China yang dibangun 150 SM.
Rachmat mengatakan keterkaitan air–pangan–energi kini semakin erat di tengah keterbatasan sumber daya Indonesia. “Karena itu, Indonesia harus mengintegrasikan manajemen hubungan tersebut untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, termasuk bebas kelaparan dan menghasilkan air serta energi bersih,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa mandat Presiden RI Prabowo Subianto melalui AstaCita menempatkan kemandirian pangan, energi, dan air sebagai pilar vital negara, yang diterjemahkan ke dalam trisula pembangunan: penanggulangan kemiskinan ekstrem, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Lebih lanjut, Rachmat menjelaskan bahwa melalui kerja sama Pemerintah Inggris dan UNDP, Bappenas meluncurkan Peta Jalan WEF Nexus yang dilengkapi digital decision support untuk optimalisasi alokasi sumber daya berbasis data. “Semua ini menjadi mercusuar kuat bagi negara lain dan menawarkan model untuk mengatasi tantangan sumber daya yang saling terkait,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, UNSG Special Envoy for Water Retno Marsudi menilai peluncuran peta jalan ini sebagai tonggak penting perubahan paradigma pembangunan. “Sebelumnya kemajuan dikejar sektor demi sektor, tetapi pendekatan seperti itu tidak bisa lagi digunakan. Realitas yang kita hadapi menuntut integrasi dan koherensi,” kata Retno.
Ia menegaskan bahwa kegagalan menghubungkan pengelolaan air, energi, dan pangan akan berdampak langsung pada masyarakat. “Itulah mengapa keterkaitan air, energi, dan pangan sangat penting,” ujarnya.**(Gb-Ferndt01)







