
Gubernur Sumut Akhiri Polemik Rekomendasi Penutupan TPL (24/11- photo ist/gb)
GREENBERITA.com– Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menegaskan komitmennya untuk mengeluarkan surat rekomendasi penutupan operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba. Sikap ini disampaikan seusai rapat hampir dua jam bersama Sekretariat Bersama (Sekber) Gerakan Oikumenis untuk Keadilan Ekologis, Ephorus HKBP Pdt Dr Victor Tinambunan, dan perwakilan masyarakat adat di Kantor Gubernur Sumut, Senin (24/11/2025).
"Yang pasti kesimpulannya disampaikan, kami dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara akan mengeluarkan surat rekomendasi (tutup TPL) kepada pemerintah pusat," kata Bobby saat diwawancarai wartawan seusai rapat sejak pukul 15.00 WIB–17.00 WIB.
Bobby menjelaskan TPL beroperasi di 12 kabupaten. Rekomendasi yang diterbitkan nanti akan menjadi hasil pembahasan seluruh pihak, termasuk Sekber, pemerintah kabupaten, dan Forkopimda. Ia menegaskan rekomendasi tersebut harus memuat pandangan jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
"Ini harus sama-sama kami sepakati. Saya bilang tadi, kalau persoalan tutup, kami hanya boleh merekomendasikan, termasuk pandangan-pandangan bagaimana dengan tenaga kerja di sana, ada solusinya juga," tutur Bobby seperti dikutip dari Kompas.
Pertemuan ini berlangsung setelah ribuan masyarakat dari berbagai kabupaten sekitar kawasan Danau Toba menggelar aksi demonstrasi pada Senin (10/11/2025). Massa membawa gondang Batak, ulos, serta spanduk bertuliskan tuntutan, termasuk “Selamatkan Tanah Batak. Tutup TPL”.
Dalam aksi tersebut, Direktur Program KSPPM, Rocky Pasaribu, menyerukan agar Gubernur memastikan penutupan TPL.
"Kami ingin memastikan Gubernur menutup TPL. Sampai Gubernur datang menjumpai kami," kata Rocky dari atas mobil komando. Ia menilai konflik antara masyarakat dan TPL telah menyebabkan penderitaan, termasuk kekerasan yang dirasakan warga di sekitar Danau Toba hingga Tapanuli Selatan.
Sementara itu, Ephorus HKBP Pdt Dr Viktor Tinambunan mengapresiasi undangan Gubernur kepada Sekber.
"Sebagai salah seorang Pembina Sekber ini, pertemuan sore ini merupakan tindak lanjut dari Aksi Damai yang dihadiri lebih dari 10.000 orang pada 10 November lalu," ujarnya.
Ia menjelaskan dialog dipandu Ketum Sekber Pastor Walden Sitanggang, dengan presentasi Rocky Pasaribu terkait korban jiwa, luka, trauma berkepanjangan, dan kerusakan alam akibat aktivitas TPL. Kesaksian warga dari Tapanuli Selatan hingga Simalungun memperlihatkan luasnya dampak yang ditimbulkan.
Dari seluruh paparan, Viktor mengatakan Gubernur menyimpulkan bahwa dampak negatif TPL melampaui manfaatnya. “Namun, karena kewenangan berada pada Pemerintah Pusat, dalam sepekan ke depan Pemerintah Provinsi akan menyusun dan menerbitkan rekomendasi resmi, dengan mempertimbangkan masukan dari Sekber,” jelasnya.
Sebanyak 41 perwakilan hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Ephorus HKI Pdt Firman Sibarani, Praeses HKBP Distrik V Sumatera Timur Pdt AAZ Sihite, serta tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Sumatera Utara.**(Gb-Ferndt01)




