Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi di Balik Jeruji, Warga Binaan Pangururan Meregang Nyawa Diduga Usai Dianiaya

6 Okt 2025 | 20:38 WIB Last Updated 2025-10-06T13:38:36Z

Kalapas Pangururan Jeremia Sinuraya dan Kepala Keamanan dan Ketertiban Lapas Pangururan, Mitra Tarigan (6/10- ferndt/gb)


GREENBERITA.com– Seorang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, tewas diduga akibat perkelahian sesama penghuni lapas pada Senin (6/10/2025).


Korban tewas atas nama Army Siregar (27), warga Desa Limokito, Kecamatan Bonjol, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Army tengah menjalani masa hukuman 2 tahun 6 bulan atas kasus pencurian di wilayah hukum Kabupaten Samosir.


Kepala Lapas Kelas III Pangururan, Jeremia Sinuraya, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa peristiwa berawal dari keributan di kamar 3 tempat korban berada.


“Ada perkelahian, ada yang luka menyebabkan meninggal dunia, diduga karena pemukulan dan bukan karena benda tajam, karena benda tajam tidak ada di dalam, tapi belum tau penyebab kematian karena korban langsung kita bawa ke RS Hadrianus Sinaga,” ujar Jeremia.


Jeremia menambahkan, pihaknya belum mengetahui apakah kejadian tersebut merupakan pengeroyokan atau perkelahian murni. Ia menyebut, ini merupakan insiden pertama kali terjadi di Lapas Pangururan.


 “Kejadian sudah ditangani Polres Samosir dan telah ditanggapi, kejadian tadi sekitar jam 9 pagi, korban bernama Amry, 27 tahun warga Padang, Sumbar,” jelasnya.


Ia juga mengaku belum mengetahui siapa pelaku pemukulan karena rekaman CCTV belum menunjukkan jelas kejadian di dalam kamar warga binaan.


 “Cctv-nya juga belum terekam siapa pelakunya sehingga dan terjadi didalam kamar penjara warga binaan, dugaan kami ini spontanitas,” ucap Kalapas Pangururan.


Jeremia mengungkapkan, sebelumnya korban sempat mengeluh sakit dan sering berkeringat di bagian kepala serta kaki.


 “Tapi belum pernah kita bawa berobat atas keluhannya itu baik ke klinik atau RS Hadrianus Sinaga,” tutur Jeremia Sinuraya.


Ia menegaskan, pihaknya akan melakukan evaluasi dan meminta penambahan anggota untuk memperkuat pengawasan di Lapas Pangururan.


Sementara itu, Kepala Keamanan dan Ketertiban Lapas Pangururan, Mitra Tarigan, memaparkan kronologi kejadian yang bermula pada Minggu malam (5/10/2025) sekitar pukul 20.30 WIB.


 “Minggu malam (5/10/25) sekitar pukul 20.30 Wib, korban sempat terlibat keributan di kamar 3 bersama penghuni lainnya,” sebut Mitra.


Untuk mencegah keributan lebih lanjut, korban kemudian dipindahkan ke kamar 2.


“Saat itu kondisinya masih sehat, pagi harinya, setelah apel dan kegiatan senam, korban kembali ke kamar 2 untuk mengambil pakaiannya,” imbuhnya.


Namun, saat keluar dari kamar tersebut, terjadi peristiwa pemukulan hingga korban tak sadarkan diri.


 Ia menerangkan, bahwa korban sempat terlibat perkelahian dengan sesama warga binaan sebelum akhirnya tak sadarkan diri.


Korban sempat mendapat pertolongan pertama di klinik lapas, namun karena mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran, ia akhirnya dirujuk ke RSUD dr. Hadrianus Sinaga.


 Menurutnya, korban sempat pingsan setelah kejadian dan langsung dibawa ke klinik lapas untuk mendapat pertolongan pertama, karena mengalami sesak napas dan kehilangan kesadaran, perawat kemudian memutuskan untuk merujuk korban ke RSUD dr. Hadrianus Sinaga.


Hingga kini, jenazah Army Siregar masih berada di RSUD dr. Hadrianus Sinaga untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.


Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.


 “Kita baru saja selesai melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi, itu dulu ya, kita masih hendak ke Rumah Sakit,” ujarnya singkat.***(Gb-Ferndt01)