Almarhum Jimmi Simbolon usai diotopsi di RS Bhayangkara Medan (30/8)
SAMOSIR, GREENBERITA.com– Suasana duka menyelimuti keluarga besar Parsadaan marga Simbolon, setelah Sekretaris PSBI Sektor Onan Runggu, Jimmi Simbolon, meninggal dunia dalam peristiwa tragis yang diduga akibat pengeroyokan di depan sebuah kedai tuak milik warga bermarga Samosir, Minggu (31/8/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, peristiwa nahas itu bermula ketika korban mencoba melerai keributan antarwarga yang sedang minum di warung tersebut. Namun, upayanya justru berakhir tragis setelah ia diduga dianiaya hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.
Kejadian itu sontak menggemparkan masyarakat sekitar. Warga yang mengetahui langsung melaporkannya ke pihak kepolisian. Tak lama berselang, aparat Polres Samosir turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Edward Sidauruk, membenarkan insiden tersebut. Menurutnya, korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi guna kepentingan penyidikan.
“Benar, korban sudah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Medan dan telah diserahkan kembali kepada pihak keluarga. Proses penyidikan masih berjalan, dan saat ini sudah ada satu tersangka yang kami lakukan penahanan berinisial PS,” ujar Edward Sidauruk saat dikonfirmasi, Minggu (31/8/2025).
Edward menegaskan pihaknya akan terus mendalami kasus ini. Polisi telah memintai keterangan sejumlah saksi yang berada di lokasi kejadian, termasuk pemilik warung dan warga sekitar.
“Kasus ini menjadi atensi serius. Kami berkomitmen mengusut tuntas agar semua pihak yang terlibat dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum,” tegasnya.
Peristiwa yang diduga pengeroyokan ini juga disampaikan Tumpal Simbolon di akun media sosialnya usai menemani keluarga korban di RS Bhayangkara Medan.
"Diduga kuat Jimmi Simbolon meninggal akibat dikeroyok didepan kedai tuak milik marga Samosir di Onanrunggu," ujar Tumpal Simbolon.
Kepergian Jimmi Simbolon meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar PSBI maupun kerabat dekat. Korban meninggalkan seorang istri, Br. Gultom, serta lima anak yang masih kecil.
“Kami sangat kehilangan. Beliau sosok yang peduli dan selalu hadir dalam kegiatan masyarakat,” ungkap seorang kerabat.
Masyarakat bersama keluarga besar PSBI berharap kepolisian dapat menuntaskan kasus ini secara transparan dan memberikan keadilan bagi almarhum. Mereka juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dalam menghadapi cobaan berat ini.***(Gb-Ferndt01)