Notification

×

Iklan

Iklan

Tes DNA Tiga Warga, Polres Samosir Telusuri Misteri Kematian Nuriani Sinurat

13 Sep 2025 | 12:29 WIB Last Updated 2025-09-13T05:29:39Z

Tes DNA Tiga Warga, Polres Samosir Telusuri Misteri Kematian Nuriani Sinurat (photo ferndt/gb)

SAMOSIR, GREENBERITA.com
– Misteri kematian tragis Nuriani boru Sinurat (32) yang ditemukan di dalam tugu pembusukan khas Batak di Desa Aek Nauli, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, memasuki babak baru. Satuan Reskrim Polres Samosir mengambil sample tubuh tiga orang warga Desa Sinabulan untuk diuji DNA, membuka arah penyelidikan yang lebih dalam terhadap kasus ini.


Langkah tersebut dibenarkan langsung oleh Kasat Reskrim AKP Edward Sidauruk.


"Benar, ada pengambilan sample tubuh dari tiga warga untuk diuji DNA nya," ujar AKP Edward Sidauruk, Jumat (12/09/2025).


Menurut Edward, langkah ini ditempuh karena ada perbedaan keterangan yang muncul selama pemeriksaan.


"Pemeriksaan DNA mereka karena adanya keterangan keterangan yang tidak bersesuaian dari pemeriksaan penyidik," jelasnya.


Meski demikian, polisi belum dapat memastikan apakah tiga warga itu memiliki hubungan khusus dengan korban tapi mengaku mengenal korban selama ini.


"Kita juga tidak dapat mengetahui apakah korban sedang hamil ketika meninggal karena tubuh korban hanya tinggal kulit dan tulang dan tidak ditemukan bagian dalam tubuh untuk diambil DNA nya, tapi kita membandingkan temuan di TKP untuk dibandingkan dengan DNA tiga orang itu, kita tunggulah hasilnya," rinci AKP Edward Sidauruk.


Terpisah Kepala Desa Aek Nauli, Hongma Sitanggang, turut mengonfirmasi bahwa tiga warga dari desa tetangga memang diambil sampel DNA-nya.


"Memang ada tiga warga desa sebelah yaitu Desa Sabulan yang diambil sample DNA nya yaitu PS (30), JS (27) dan MS (40), mereka diketahui mempunyai lahan pertanian dan bertani disekitar tugu lokasi TKP yang berada di Desa Aek Nauli serta pernah kerumah seorang warga disekitar itu," jelasnya (13/09/2025).


Pengambilan sample DNA ketiga warga ini menjadi titik perhatian publik, terlebih karena lokasi pertanian mereka berdekatan dengan tempat ditemukannya jenazah korban.


Sejak awal, polisi menduga kematian Nuriani bukanlah peristiwa alami.


"Pintu engsel tugu itu dikunci dari luar pintu tugu,” ujar AKP Edward (28/07/2025).


Keberadaan gembok yang menutup rapat pintu tugu memperkuat dugaan adanya upaya pengurungan. Di lokasi, Satreskrim juga mengamankan sejumlah barang milik korban seperti celana dalam ungu dan abu-abu, sepasang sandal Swallow, jerigen putih, sikat gigi, celana pendek biru, piring plastik pink, sendok makan, kain putih, serta gembok yang menjadi barang bukti krusial.


Namun, hingga kini motif dan pelaku masih menyelimuti kasus ini. Saat ditanya tentang kemungkinan adanya kekerasan seksual, Edward menjawap normatif.


“Terkait itu belum ada pelaku ditetapkan tersangka dan dugaan kekerasan seksual, kita menunggu hasil otopsi laboratorium forensik dari RS Bhayangkara Medan, namun memang kita temukan meninggalnya tidak wajar sehingga kita lakukan penyelidikan dan otopsi,” jelasnya.


Dari sisi masyarakat berbalut rasa Dari kesedihan bercampur rasa penasaran. Kepala Desa Hongma Sitanggang menuturkan siapa sebenarnya Nuriani.


“Ketika itu korban ditemukan di Tugu Sinurat huta Bane Bane Dugul, selama ini korban dikenal mengalami sedikit terbelakang mental gangguan jiwa, tapi korban tamat SMA dan dikenal sangat ramah dengan keluarga serta rajin marhobas ketika ada pesta di kampung ini,” ujarnya.


Sosok yang ramah dan rajin membantu di kampung itu kini tinggal nama, sementara desanya dipenuhi tanya, siapa yang tega melakukan ini?


Kini, titik terang penyelidikan berada pada hasil uji DNA. Apakah tiga warga yang diambil sampelnya memiliki kaitan dengan korban, ataukah pemeriksaan ini hanya menjadi pintu pembuka menuju tersangka sebenarnya.


Semoga Jejak DNA di balik kasus ini bisa menjadi kunci untuk membuka tabir gelap yang masih membayangi Desa Aek Nauli.***(Gb-Ferndt01)