![]() |
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Afif Nasution |
GREENBERITA.com - Di tengah maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kawasan Danau Toba (KDT), Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Afif Nasution memohon dukungan dari pemerintah dan masyarakat Kabupaten Samosir untuk mendukung proses revalidasi Geopark Kaldera Toba oleh UNESCO agar bisa mendapatkan kartu hijau.
Pernyataan itu disampaikan Bobby Nasution saat kunjungan kerja sekaligus penyerahan dokumen Aset Rumah Dinas (Rumdis) Bupati Samosir kepada Pemerintah Kabupaten Samosir, Minggu (6/7/2025).
"Saya memohon dukungan masyarakat Kabupaten Samosir untuk mendukung pelaksanaan revalidasi Geopark Kaldera Toba oleh UNESCO sehingga bisa mendapatkan kartu hijau," ujar Bobby Nasution.
Selain itu, Bobby juga menyampaikan pentingnya dukungan untuk suksesnya agenda internasional yang akan digelar di kawasan tersebut.
"Termasuk mensukseskan event UTMB (Ultra-Trail du Mont-Blanc) World Series di Kabupaten Samosir, Danau Toba, pada bulan Oktober," jelasnya.
Meski demikian, Bobby tidak menyinggung secara langsung perihal maraknya titik api akibat Karhutla yang belakangan terjadi di Samosir dan beberapa wilayah lain di sekitar Danau Toba.
Menanggapi hal itu, Jurnalis Pemerhati Lingkungan Samosir, Efendy Naibaho, menyayangkan absennya pernyataan Gubernur terkait solusi penanganan Karhutla di kawasan tersebut.
"Sejujurnya kita dukung harapan Pak Bobby Nasution untuk mensukseskan Revalidasi Kaldera Toba, tapi kita sayangkan tidak ada pernyataan dan perhatian terhadap upaya dan solusi untuk meminimalisir kebakaran hutan di Samosir seperti rilis Kominfo Samosir pada acara serah terima dokumen Aset Rumdis Bupati Samosir," ujar Efendy Naibaho.
Sebagai informasi, sebelumnya UNESCO memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba. Dalam catatan greenberita dari berbagai sumber, ada empat rekomendasi penting yang dinilai belum dijalankan secara maksimal. Status kartu kuning tersebut menjadi peringatan serius, mengingat Geopark Kaldera Toba tidak hanya menyandang status internasional, tetapi juga mencerminkan komitmen Indonesia dalam menjaga ekologi, budaya, dan keberlanjutan pembangunan.***(Gb-Ferndt01)