Notification

×

Iklan

Iklan

Samosir Darurat Bencana Ekologis, KSPPM: Suhu Udara Panas, Kebijakan Pemkab Harus Berperspektif Lingkungan

30 Mei 2024 | 22:06 WIB Last Updated 2024-05-30T15:23:03Z


GREENBERITA.com- Kelompok Studi dan pengembangan prakarsa masyarakat atau  KSPPM mengadakan diskusi publik dengan tema Samosir Darurat Bencana Ekologis pada Senin, 27 Mei 2024 di Gereja HKBP Resort Sihotang, Desa Siparmahanan, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir.


Kegiatan ini di hadiri oleh para masyarakat korban bencana Sihotang beberapa waktu yang lalu serta Assisten II Hotraja Sitanggang, Kepala BPBD Samosir Sarimpol Manihuruk, Kadis Lingkungan Hidup Samosir Edison Pasaribu, Direktur KSPPM Delima Silalahi yang dimoderatori oleh Dion Pardede.


Diskusi publik ini membahas tentang penyebab terjadinya bencana alam yang diduga disebabkan oleh perubahan iklim global serta kurangnya kepedulian pemerintah terhadap alam.


"Kalau takut pasang jangan berumah di tepi pantai, kalau takut bencana jangan berumah di daerah vertikal supaya terhindar bencana," ujar Asisten II Pemkab Samosir, Hotraja Sitanggang.


Sementara itu, KSPPM menilai pengerusakan hutan di dinilai marak terjadi di kabupaten Samosir terutama oleh perusahan raksasa seperti TPL.


Delima Silalahi mengatakan eksploitasi sumber daya alam di daerah ini termasuk di TELE, yang merupakan satu satunya tegakan hutan di Samosir, dinilai telah menyebabkan konflik dengan masyarakat adat dan meningkatkan resiko bencana seperti banjir, longsor dan kekeringan. 


"Kebijakan Pemerintah Kabupaten Samosir harus Berperspektif Lingkungan, jangan salahkan warga yang telah bertempat tinggal ratusan tahun ditempati saat ini," ujar Delima Silalahi 


Dirinya mengaku perubahan Krisis Lingkungan tengah terjadi di Kabupaten Samosir.  "Sekarang suhu udara semakin panas, pagi pagi kita tidak perlu lagi keluar pakai jaket karena suhu  udara semakin panas," tegas Delima Silalahi.


Peraih penghargaan Goldman Enviromental Prize 2023 ini menyatakan dengan tegas bahwa Kondisi geografis yang rawan bencana dan aktivitas yang merusak hutan menjadi kolaborasi cara memperburuk potensi bencana ekologis di kab.samosir dan kawasan danau Toba secara keseluruhan.


Simak tayangan lengkap nya di YouTube GreenberitaTv Channel berikut ini,




(Gb-Riswan06)