Notification

×

Iklan

Iklan

Kuartal I/2024, Penyaluran Kredit BTN Tembus Rp 344,2 Triliun

27 Apr 2024 | 03:04 WIB Last Updated 2024-04-26T20:04:30Z

  

Ket Foto: Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I/2024 di Jakarta.

GREENBERITA.com – Strategi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) untuk fokus mengembangkan segmen high yield dan komersial mulai membuahkan hasil.

Hal ini terlihat pada pencapaian kinerja kuartal I/2024. Penyaluran kredit dan pendapatan operasional tumbuh impresif di saat suku bunga dana merangkak naik, imbas mengetatnya likuiditas yang membayangi industri perbankan sejak akhir tahun lalu.      

Pada periode Januari-Maret 2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp 344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 299,7 triliun. Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN tersebut, ditopang oleh kredit dan pembiayaan perumahan serta kredit bermargin tinggi (high-yield loans) yang cukup diminati masyarakat. 


Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, perseroan telah secara konsisten menjaga momentum pertumbuhan sejak tahun lalu yang didukung oleh penajaman strategi serta transformasi bisnis secara menyeluruh. BTN juga telah melakukan rebranding logo pada kuartal I/2024 ini sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan kualitas layanannya dalam rangka mencapai visinya, yakni The Best Mortgage Bank in South East Asia.


“Pada tiga bulan pertama tahun 2024, BTN mampu mencetak pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang membantu menggerakkan sektor perumahan di negara ini untuk bergerak. Hal ini tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami berharap dapat terus menjaga momentum ini agar dapat memberikan nilai tambah bagi para stakeholders kami,” ujar Nixon pada Paparan Kinerja Keuangan Kuartal I/2024 di Jakarta, Jumat (25/4/2024).


Nixon menuturkan, kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan. Selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp 292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 264,5 triliun. 


Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp 167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 148,6 triliun. Sedangkan KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp 88,8 triliun di kuartal I/2023.


“Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6% yoy pada kuartal I/2024, dengan total penyaluran mencapai Rp1,05 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp380 miliar,” papar Nixon. 


Untuk menjaga profitabilitas perseroan, BTN mendorong penyaluran kredit bermargin tinggi, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ringan (KRING), dan Kredit Agunan Rumah (KAR). Selama tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhannya tercatat cukup pesat. Penyaluran KUR BTN mencapai Rp 387 miliar, melonjak 78,1%  dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 217 miliar. Penyaluran KRING juga bertumbuh 30,7% yoy menjadi Rp 572 miliar pada kuartal I/2024. Sementara itu, perseroan menyalurkan KAR sebesar Rp 525 miliar, meningkat 16,5% yoy.


Di tengah pertumbuhan kredit yang pesat, Nixon menegaskan BTN tetap menjaga kualitas kredit dengan baik. Perseroan mencatat penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross menjadi 3% pada kuartal I/2024, dari 3,5% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Rasio loan-at-risk (LAR) juga tercatat menurun ke level 21,6% dari sebelumnya 24,2%. “Pada saat yang sama, kami meningkatkan coverage NPL menjadi 152,8% dari sebelumnya 145,9% pada kuartal I/2023,” tutur Nixon.


Lebih lanjut Nixon menegaskan, BTN memiliki peran strategis, yaitu berperan sebagai agent of development dan pendamping pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan rumah Rakyat Indonesia. Saat ini backlog perumahan masih mencapai 12,7 juta unit, angka yang cukup besar itu bukanlah pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat. 


“Ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan saat ini terdapat usulan skema baru KPR Subsidi yang nantinya Skema baru KPR subsidi ini akan memberikan manfaat yang lebih banyak kepada Pemerintah, Perbankan, Pelaku Sektor Properti dan terutama masyarakat Indonesia,” paparnya.


Laba Bersih BTN Syariah Melonjak

Kinerja positif juga dibukukan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah sepanjang kuartal I/2024. Laba bersih BTN Syariah pada periode Januari-Maret 2024 mencapai Rp 164,1 miliar, melonjak 56,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 105,1 miliar. 


Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp 39,1 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan dengan Rp 32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan double-digit juga terlihat di penghimpunan DPK BTN Syariah, yang mencapai 20,3% menjadi Rp 42,9 triliun. 


Seiring dengan pertumbuhan positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK, BTN Syariah membukukan peningkatan aset sebesar 17,9% yoy menjadi Rp 54,8 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 46,5 triliun. 


“BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” pungkasnya.


(Gb--Raf)