Notification

×

Iklan

Iklan

Panwas TPS Cantik Ini Harus Lalui Jalan Angker Kota Medan Tertibkan APK

12 Feb 2024 | 04:46 WIB Last Updated 2024-02-12T01:33:43Z

Murni saat di wawancarai oleh Greenberita.com


GREENBERITA.com- Murni Petugas Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS) asal Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang harus nlalui jalan sepi dan angker di kota Medan demi menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK), Minggu (11/02/2024).


Aksi heroik perempuan cantik yang mengaku baru pertama bertugas sebagai pengawas Pemilu berdasarkan sumpah jabatan yang di bacakan nya saat di lantik jadi PTPS Asam Kumbang beberapa waktu lalu

 

" Saya sempat tertinggal dari rombongan PTPS saat membersihkan APK , kebetulan hari ini hari tenang sampai tanggal 13 untuk penertiban APK. Nah, waktu itu team kami sdh berangkat menuju PDAM Tirtanadi dan saya harus melewati daerah yang terkenal angker dan sepi  di kota Medan lokasinya di dekat  SMPN 15 Medan sekitar jam 2.15 WIB hanya berdua dengan teman saya berboncengan naik sepeda motor. begitu masuk daerah yang angker tersebut saya pasrah dan hanya panjatkan doa keselamatan ," ujar Murni saat di wawancarai Greenberita.com


"Totalitas tanpa batas lah bahasanya," sambung Murni


Dia melalui 15 menit yang paling menegangkan karena Murni belum pernah berkendara larut malam apalagi melalui tempat angker dan sepi tersebut, pada saat itu Murni bersama dengan rekannya sesama petugas PTPS melakukan pembersihan APK wilayah Asam Kumbang


Karena tertinggal rombongan Murni menghubungi team PTPS melalui group wa dan saat itu Murni sadar bahwa mereka berdua sudah tertinggal dari rombongan tanpa pikir panjang langsung melalui  jalan pintas untuk mempersingkat waktu melalui pintu keluar komplek Tasbi 2 menuju PDAM  Tirtanadi yang merupakan perbatasan kelurahan Asam Kumbang dengan Medan Sunggal


Penerangan yang minim dan daerah yang terkenal rawan dan sepi ini juga termasuk wilayah angker yang jarang di lalui  di atas jam 8 malam di lalui Murni dengan perasaan cemas was was dan takut.


"Saya sama 1 orang temen PTPS wanita yang lain berboncengan melalui jalan tersebut yang terasa begitu lama kami lalui, cuman karena ini adalah tanggung jawab  tanpa pikir panjang saya langsung jalan," ujarnya.


Keselamatan saat itu tidak ia hiraukan, namun karena dasar tanggung jawab serta ingat akan sumpah jabatan saat di lantik jadi PTPS ia nekat.


"Hanya modal nekat sih Bang, jadi langsung jalan aja tanpa pikir panjang," ucap Murni sambil senyum.


Sementara itu, PKD Asam Kumbang Desy Anggriani Papilaya mengatakan, Bawaslu sebelumnya sudah menyampaikan secara langsung kepada setiap ketua partai yang ada untuk melakukan penertiban.


Meski demikian, himbauan yang dilakukan Bawaslu Kota Medan dianggap seolah angin lalu, bahkan kekhawatirannya dari pelajaran Pemilu tahun lalu, parpol tidak melakukan penertiban hingga hari H pemilihan.


"Yang jelas kemarin sudah kita imbau, kalau parpol tidak mau melakukan penertiban sendiri maka bawaslu yang akan menertibkan," ucap Desy


Dia mengakui, Bawaslu dalam hal ini tidak bisa melakukan penindakan secara tegas, jika ditemukan masih ada APK dan APS peserta Pemilu yang belum di tertibkan. Karna pada PKPU hanya mengatur larangan, tapi tidak mengatur bagaimana skema dan aturan dalam penertibannya.


Apalagi, persoalan kebijakan penertiban bukan hanya datang dari Bawaslu, namun juga dari kesepakan atau harus berkordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Pemerintah Daerah (Pemda) hingga dengan Aparatur Penegakan Hukum (APH).


"Tapi yang jelas kita di Panwascam kalau dibutuhkan tenaga tambahan kita tertibkan, dan komunikasi dengan Kecamatan untuk itu," ujarnya.


(GB-RizalDM04)