Notification

×

Iklan

Iklan

Ngopi Kebangsaan di Solo, Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama

21 Mar 2023 | 14:26 WIB Last Updated 2023-03-21T07:26:11Z

 

Ngopi Kebangsaan ke-2 di Solo digelar Sabtu (18/2/2023) dengan tema "Men-dudah Nilai-nilai Spiritualitas dan Kearifan Lokal untuk Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama" 

GREENBERITA.com- Melalui kegiatan Ngopi Kebangsaan ke-2 di Solo Jawa Tengah yang digelar pada Sabtu 18 Maret 2023 dengan tema "Men-dudah Nilai-nilai Spiritualitas dan Kearifan Lokal untuk Membangun Kerukunan Antar Umat Beragama" di Solo Raya tampak berlangsung meriah di Rumah Dinas Walikota Solo.


Ngopi Kebangsaan diawali dengan sambutan tari Catur Sagatra, yang dibawakan oleh penari Solo yang begitu anggun yang menggambarkan nilai-nilai kearifan lokal Surakarta. 


Tarian ini pun memukau para hadirin dengan gerak tari penuh makna filosofis. Kemudian Pengurus Rhema yang diketuai oleh Dwi Urip Premono membawa para Narasumber dan Undangan ke ruangan pergerakan Ngopi Kebangsaan.


Ngopi Kebangsaan diawali sambutan Ketua Umum Rhema Dwi Urip Premono yang dilanjutkan sambutan Wakil Walikota Surakarta diwakili Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Surakarta Drs Tamso, MM yang mengapresiasi insiatif Pengurus Rhema untuk penyelenggaraan Simposium Setara Menata Bangsa di Kota Solo.


"Kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional yang harus dipelihara dan dilandasi toleransi, saling pengertian, menghargai kesetaraan dan terjalinnya kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujar Wakil Walikota melalui Asisten Pemerintahan Tamso.


Dia berharap pemuka agama dan masyarakat dapat saling memahami dan mengasihi agar dapat mencapai lingkungan Kota Solo yang rukun dan penuh dengan toleransi. Kepada Panitia penyelenggara Simposium khususnya Pengurus Rhema disampaikan apresiasi dan terimakasih.


Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Taj Yasin yang diwakili Sekretaris Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Drs Muhammad Agung Nikmati, M.Si menyampaikan rasa senang dan bangga bisa bersilaturahmi dengan para tokoh agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam forum Simposium Kebangsaan ini. 


"Saya mengajak peserta Simposium untuk mengoptimalkan dialog ini guna memantapkan persatuan dan kesatuan dan dapat menghasilkan kesepakatan mengenai peran dan partisipasi para tokoh agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, khususnya dalam membangun karakter dan jatidiri bangsa menuju NKRI yang semakin makmur, adil, bermanfaat dan sejahtera berlandaskan nilai-nilai luhur dan budi pekerti bangsa," ujar Wagub Jateng Taj Yasin.


Menurutnya, Kerukunan umat beragama mesti diwariskan kepada generasi muda sembari berharap potensi heterogenitas agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi kekuatan besar guna membentuk harmoni dan menopang pesan spiritual Bhinneka Tinggal Ika. 


"Saya juga mengajak peserta Simposium untuk menebarkan paseduluran, perdamaian, persatuan dan kesatuan untuk merawat keragaman sehingga moderasi beragama dan toleransi menjadi obat mujarab untuk merawat keindonesiaan kita," pungkas Wagub Jateng.


Setelahnya tampak para Narsumber pada Simposium di Sesi I langsung melakukan pemaparan yang dipimpin oleh Moderator Pak Dwi Urip Premono dengan narasumber pertama yaitu Soegito, S.Pd dari Dewan Pengurus Sapta Darma Solo; Narasumber kedua yaitu Bhikkhu Dammamitto, Pembina Umat Buddha DIY; 


Adapun Narasumber ketiga adalah JS Tjhie Mursid Djiwatman; Narasumber keempat Ida Bagus Komang Suarnawa, Narasumber kelima Romo Dr. Aloys Budi Purnomo, Pr, Imam Gereja Katolik dan Dosen Program Doktor Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata Semarang; Narasumber ke-enam K.H.M. Mashuri, SE, MM Ketua PCNU Kota Solo dan Narasumber ketujuh Pdt. Retno Ratih, M.Th, MA dari GKJ Manahan Solo.


Pada Sesi ke-2, diskusi pendalaman pokok pokok pikiran 7 Narasumber dipimpin oleh Moderator Prof Dr Sihol Situngkir yang memimpin diskusi dengan menampung sejumlah pertanyaan dari peserta yang dibagi ke dalam 2 termin. 


Sejumlah pertanyaan penting dan mengacu pada isu kesetaraan dan toleransi antar umat beragama. Ke-6 orang penanya dengan dialog terbuka menanyakan sejumlah pertanyaan antara lain: tentang nilai-nilai spiritualitas dalam beragama, wujud kesetaraan dalam beragama dan yang lainnya. Secara bergilir para narasumber merespon dengan baik atas pertanyaan  dari para peserta.

Moderator Prof Sihol Situngkir bersama para narasumber Ngopi Kebangsaan di Solo


Hasil wawancara dengan Prof Sihol Situngkir terkait kesiapan memimpin dan menjadi Ketua Tim Perumus dalam acara Ngopi Kebangsaan ini. 


"Terimakasih atas kepercayaan nya, berkat pengalaman selama ini yang pernah menjadi Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Provinsi Jambi dan juga sebagai anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jambi, kita siap melakukan hal mulia ini," ujar Prof Sihol Situngkir.


Prof Sihol Situngkir menambahkan bahwa pengalaman membangun kerukunan antar umat beragama di Provinsi Jambi menjadi modal sosial beliau dalam membangun dan merajut kebangsaan di Indonesia termasuk memimpin acara diskusi kebangsaan bersama 7 narasumber bersama masyarakat dari berbagai kalangan di Solo Raya saat ini.


Apa yang menjadi fokus diskusi di acara Ngopi Kebangsaan ini meliputi 3 ranah yakni kesetaraan, toleransi dan kerjasama antar umat beragama. 


" Paparan Ketua DPC NU Solo Bapak Mashuri bahwa aksi nyata yang diinisiasi oleh NU yakni menjaga rumah ibadah merupakan wujud kerjasama. Selain itu, menerima salam rahayu merupakan wujud kesetaraan," ujar Prof Sihol Situngkir mengutip pernyataan beberapa narasumber.


Prof Sihol Situngkir menambahkan tampak peserta berkesan senang dan simpatik atas penyelenggaraan Ngopi Kebangsan yang dikemas baik oleh Panitia Pelaksana Rhema pada Ngopi Kebangsaan ke-2 di Solo ini dan dapat dilihat dari antusias peserta yang bertanya dan betah bertahan hingga pada acara penutupan.


Pada saat acara penutupan,  Ketua Pembina Rhema Louis Mario Pakaila menyampaikan sambutan singkat sembari menghaturkan terima kasih kepada para narasumber dan mengharapkan agar hasil simposium dapat berguna untuk memperkaya kebijakan pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah.


Ketika dikonfirmasi, Prof Sihol Situngkir yang didaulat menjadi salah seorang Pembina Rhema menyatakan bahwa Ngopi Kebangsaan ke-3 bakal dilaksanakan di Sumatera Utara bulan Mei yang akan datang. 


"Persiapan  sudah mulai diserahkan kepada Ketua DPW Rhema Sumut Ibu Afdolina yang berdomisili di Kota Medan untuk membuat perencanaan kegiatan Ngopi  Kebangsaan ke-3 di Sumatera Utara yang direncanakan pada bulan Mei 2023, semoga dapat berlangsung lebih baik lagi," harap Prof Sihol Situngkir. 


(Gb-Ferndt01/reel)