Kelompok Tani Kala Silih Nara semakin mahir bercocok tanam cabai usai mendapatkan pelatihan dari program TJSL PLN/foto : ist
GREENBERITA.com-Medan || PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Utara (UIP Sumbagut) sedikitnya telah menjalankan 29 program melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli, sebagai wujud kontribusi dalam membantu perekonomian masyarakat. Khususnya warga yang bermukim di sekitar proyek PLN.
Terkait hal tersebut, General Manager PLN UIP Sumbagut, Octavianus Duha menjelaskan, dengan kehadiran PLN Peduli di berbagai sektor seperti pengembangan ekonomi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pendidikan dan konservasi lingkungan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
"Sejak awal PLN tetap berkomitmen untuk menghasilkan Creating Share Value (CSV) yang berlandaskan Sustainable Developments Goals (SDGs) dalam peningkatan perekonomian yang dikolaborasikan dengan dukungan berbagai pihak untuk bersama menumbuhkan ekonomi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
Menurut Octa, program TJSL yang dijalankan PLN, intinya untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SGDs) 2030.
"Dapat kami jelaskan, program TJSL yang telah dijalankan PLN UIP SBU terdiri dari pilar sosial 6 program, ekonomi 17 program, lingkungan 4 program, hukum dan tata kelola 2 program yang tersebar di provinsi Sumatera Utara dan Aceh," tandasnya.
Sementara, salah satu penerima manfaat TJSL PLN Peduli yang kini mendulang sukses adalah Kelompok Tani Kala Silih Nara di sekitar proyek PLTA Peusangan 1&2 (88 MW), di Kabupaten Aceh Tengah, yang sebelumnya mendapatkan Pelatihan dan Budidaya Tanaman Cabai.
Berkat bantuan TJSL dari PLN, saat ini kelompok tani tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas tanaman cabai yang dipanen.
Ketua Kelompok Tani Kala Silih Nara, Sudirman mengatakan, dengan adanya kerjasama dan bantuan yang diberikan oleh PLN Peduli, telah memberikan dampak manfaat peningkatan pendapatan finansial bagi 16 orang petani anggota kelompok untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari.
"Saya sebagai Ketua Kelompok dan Anggota Kelompok tani disekitar proyek PLTA Peusangan 1&2 (88 MW) bisa mencapai pendapatan omset sebesar Rp50 juta per orang yang sebelumnya hanya Rp 10 juta per orang. Bahkan ada anggota kami yang mampu membeli sepeda motor baru secara tunai dari hasil panen cabai ini,“ tutur Sudirman. (Aa)