Notification

×

Iklan

Iklan

Manfaatkan Limbah Batu Bara untuk Bangun Infrastruktur, Menteri BUMN Apresiasi PLN

12 Mei 2022 | 16:29 WIB Last Updated 2022-05-12T09:29:47Z

 


Salahsatu pembangunan infrastruktur yang dilakukan PLN dengan menggunakan limbah FABA/foto : ist


GREENBERITA.com - Pandeglang || Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengapresiasi langkah PT PLN (Persero) yang memanfaatkan limbah sisa pembakaran batu bara ( _Fly Ash Bottom Ash_/FABA) untuk membangun berbagai infrastruktur di Tanah Air.


Salah satunya pemanfaatan FABA untuk membangun Rumah Sakit Mathla’ul Anwar di Banten yang dilakukan anak usaha PLN, PT Indonesia Power (IP). 


Menteri Erick menilai kerja sama IP dengan Mathla’ul Anwar dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan FABA  sudah sangat bagus. Kontribusi PLN Group melalui kehadiran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Banten 2 Labuan, dan IP pada Universitas Mathla’ul Anwar ini dinilai mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat.


"Khususnya dalam pemanfaatan FABA untuk rehabilitasi rumah dampak gempa, infrastruktur, serta pemanfaatan FABA menjadi pupuk organik yang diberikan kepada masyarakat patut mendapatkan apresiasi," ujarnya dalam Halal Bihalal dan peringatan HUT ke 109 Pengurus Besar Mathla’ul Anwar Pusat di Kecamatan Menes, Pandeglang, Rabu (11/9).


Terlebih program ini tidak keluar dari fokus TJSL BUMN pada tiga program, yakni pendidikan, lingkungan hidup, dan UMKM.


"Sudah bukan waktunya lagi BUMN menjadi menara gading di tengah tantangan disrupsi digital. BUMN harus memiliki peran yang semakin strategis dalam pembangunan nasional dan pemberdayaan masyarakat," tegas Erick.


Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Indonesia Power, M. Ahsin Sidqi yang turut mendampingi Menteri BUMN meninjau pembangunan Rumah Sakit Mathla’ul Anwar menyebutkan limbah padat yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada PLTU menjadi bahan baku keperluan berbagai sektor yang dapat membangkitkan ekonomi masyarakat.


"Di banyak negara sudah menyepakati bahwa FABA bukanlah limbah B3. Tinggal bagaimana perlakuan FABA sebagai limbah non B3 dapat disepakati di Indonesia, sehingga dalam operasionalnya nanti bisa menjadi lebih _fleksible_, masif dan _environmental wise,"_ terangnya.


Sejak pemerintah mendelisting FABA dari daftar limbah B3 pada April 2021, PLN secara aktif mengelola FABA yang tadinya ditumpuk saja menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Hingga triwulan pertama tahun ini, PLN telah menghasilkan 1,28 juta ton FABA untuk menjadi bahan baku tambahan konstruksi.


FABA yang dihasilkan PLN Grup ini berasal dari seluruh PLTU yang ada di setiap regional. Jika dirinci, wilayah Jawa Madura Bali yang mempunyai banyak PLTU saat ini mempunyai cadangan _Fly Ash_ 2,6 juta ton yang bisa diolah menjadi bahan baku tambahan. Sedangkan wilayah Sumatera dan Kalimantan mempunyai cadangan 1,8 juta ton dan wilayah Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sebesar 194 ribu ton.


_Fly Ash_ sendiri digunakan PLN dalam campuran pembuatan _paving blok_, _u ditch_, _kanstin_, genteng beton, batako hingga pot bunga. _Fly Ash_ ini banyak digunakan PLN untuk membangun beberapa proyek konstruksi jalanan di wilayah Unit Operasi.


Sedangkan untuk _Bottom Ash_, total cadangan hingga Maret 2022 ini sebesar 1,5 juta ton. Jawa Madura Bali mempunyai cadangan _Bottom Ash_ sebanyak 991 ribu ton. Sedangkan wilayah Sumatera dan Kalimantan memiliki cadangan sebanyak 585 ribu ton. Wilayah Sulawesi Maluku Papua dan Nusa Tenggara memiliki cadangan 26 ribu ton Bottom Ash. (Aa)