Ketua Sapma PP Sumut, Firmanshah, SH
GREENBERITA.com || Tidak sebatas terjerat kasus dugaan suap setelah terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK belum lama ini, Bupati Langkat non aktif Terbit Rencana Perangin Angin harus menghadapi masalah hukum lainnya.
Temuan kerangkeng manusia di areal rumahnya menjadi masalah lain yang kini memicu berbagai persepsi. Bahkan keberadaannya kini memicu pro kontra dan memicu berbagai pendapat untuk apa kerangkeng tersebut.
Benarkah untuk menghukum manusia? Atau memang benar menjadi tempat rehabilitasi pecandu narkoba? Bahkan temuan ini semakin menarik perhatian setelah pihak Migran Care berencana melaporkannya ke Komnas HAM.
Masalah ini pun memantik reaksi dari Ketua Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Sumatera Utara Firmanshah, SH yang sangat mengenal sosok Terbit Rencana Perangin Angin.
Secara tegas Firman mengatakan bahwa kerangkeng itu benar adanya sebagai tempat rehabilitasi narkoba, khususnya bagi pecandu di kalangan pemuda pancasila langkat & membesar menjadi tempat pengaduan masyarakat yang keluarganya memakai narkoba.
"Ini bentuk kepedulian Bapak Bupati untuk menekan angka pecandu, krangkeng itu di buat tidak meminta2 dan juga di buat semakin membaik & layak. Tetapi kalau mau di samakan dengan hotel berbintang ya mana mungkin. Di samping itu juga, kerangkeng itu memang digunakan untuk pekerja kebun untuk istirahat, kebaradaannya sudah lama dan selama ini tidak ada juga yang keberatan," tegasnya dalam rilisnya kepada media, Rabu (26/1/2022).
Dikatakan Firman, seharusnya ini manjadi tolak ukur berfikir kita kenapa masyarakat khususnya yang bermukim di Kabupaten Langkat bisa memilih pak terbit rencana jadi bupati.
"Kita tau persis Pak Bupati ini orang baik. Banyak yang sudah beliau naikkan haji, umrah dan dia sangat aktif membatu anak-anak kurang mampu untuk terus menjalani pendidikan," tandasnya.
Firman juga menyesalkan berbagai pendapat miring yang sangat mendiskreditkan Bupati Langkat non aktif tersebut terkait informasi yang sebenarnya belum mereka pahami.
"Masak iya seribu kebaikan yang dilakukan Pak Bupati hilang hanya karena satu kesalahan. Sangat naif sekali ini. Kami malah curiga bahwa framing diluaran itu cenderung ke pembunuhan karakter (character Assasin)," ucap Firman.
Untuk itu, Firman berharap apa yang disampaikannya ini bisa merehabilitasi nama baik Terbit Rencana Perangin Angin di tengah masyarakat.
"Kami berharap, biarlah masalah ini ditangani secara profesional oleh aparat terkait. Jangan kita banyak menduga-duga yang akhirnya menjadi fitnah. Terkait kasus hukum yang menimpa Pak Bupati juga kami berharap yang terbaik dan semoga Pak Terbit Rencana tabah dan kiat menghadapinya. Kami tetap support beliau," pungkasnya. (Yan)