Notification

×

Iklan

Iklan

Anggota DPR Lamhot Sinaga Soroti Kinerja PT Inalum, Minta Tingkatkan Produksi

19 Nov 2021 | 11:55 WIB Last Updated 2021-11-19T07:21:56Z

Ketua Komisi VII DPR-RI Sugeng Suparwoto dan Lamhot Sinaga ketika melakukan kunjungan kerja ke Bendungan PLTA Sigura-gura, Selasa, (16/11/2021)

GREENBERITA.com
- Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga mengatakan, peningkatan kapasitas produksi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) maka secara otomatis keuangan negara akan lebih besar yang bisa dihemat dan diselamatkan.


Apalagi notabene, Indonesia merupakan negara terbesar keenam di Dunia penghasil bauksit, sehingga bila produksi semakin tinggi maka APBN tidak tergerus lagi untuk mengimpor kebutuhan aluminium di dalam negeri.


Pernyataan itu disampaikan Lamhot Sinaga ketika berbicara saat pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI dengan para direksi PT Inalum di Asahan, Sumatera Utara, Selasa (16/11/2021). 


Menurut Lamhot, kapasitas produksi PT. Inalum belum kunjung meningkat sejak tahun 1976 sehingga kekurangan produksi alumunium untuk kebutuhan di dalam negeri selalu ditutup dengan impor sehingga cadangan devisa negara pun ikut tergerus.


“Produksi Inalum belum berkembang sejak 1976 sampai hari ini. Dari direksi sebelumnya juga belum teredengar ada rencana penambahan kapasitas. Kalau Inalum kita biarkan, berarti kita impor 748 ribu ton aluminium, akan tergerus juga devisa kita. Kalau Inalum berhasil mengembangkan produksinya sampai 500 ribu ton, berarti yang diuntungkan APBN kita," ungkap Lamhot Sinaga.


Politisi Partai Golkar dari Dapil Sumut II ini menyatakan kekurangan kapasitas produksi Inalum sedang menjadi sorotan Komisi VII DPR. 


"Untuk meningkatkan produksi butuh pasokan listrik, pasokan listrik dari dua PLTA milik Inalum, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik, di sinilah pentingnya keberadaan Komisi VII untuk melihat dari dekat persoalan yang ada," tegas Lamhot Sinaga.


Jelasnya, pasokan listrik bisa ditambah dari PLTA milik PLN. "Komisi VII akan memfasilitasi bagaimana kekurangan listrik 600 MW ini bisa dipenuhi," pungkas Lamhot Sinaga.


Sementara itu, Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto meminta PT Inalum meningkatkan produksi aluminium nya. 


"Sejak berdiri tahun 1976, produksi Inalum masih di angka 250 ribu ton per tahun. Ke depan harus meningkat jadi 500 ribu ton per tahun," tegas Sugeng Suparwoto.


Menurut politisi Partai Nasdem ini, persoalan krusialnya adalah, Inalum harus meningkatkan pasokan listrik untuk meningkatkan kapasitas produksi. Ada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sudah dimiliki Inalum, seperti PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga untuk memasok listrik.


"Bagi Inalum sendiri membutuhkan energi listrik 600 MW untuk memproduksi 250 ribu ton per tahun aluminium. Maka, butuh 600 MW lagi untuk meningkatkan kapasitas produksi," ungkap Sugeng. 


Dua PLTA yang dimiliki Inalum tidak cukup untuk memasok listrik sehingga membutuhkan tambahan PLTA lagi. Di Sumut sendiri masih ada dua PLTA yakni milik PLN dan PLTA IPP milik swasta.


Komisi VII DPR-RI berharap, agar PLN dan Inalum bisa duduk bersama membicarakan win-win solution untuk menambah pasokan listrik bagi Inalum. 


"Kami mendorong agar Inalum memperbesar kapasitasnya dari 250 ribu ton per tahun menjadi 500 ribu ton per tahun. Maka memerlukan tambahan listrik kembali kurang lebih 600 MW lagi," pungkas Sugeng.




(GB-ferndt01)