Notification

×

Iklan

Iklan

Diduga Stres Karena Tugas Sekolah, Pelajar SD Ini Minum Racun Rumput

4 Okt 2021 | 10:08 WIB Last Updated 2021-10-04T03:22:25Z

AS Saat di Rumah duka (Medanbisnisdaily)

DAIRI, GREENBERITA.com || 
Setelah 13 hari mendapat perawatan di RSUD Sidikalang, siswa kelas VI salah satu sekolah dasar (SD) negeri di Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara berinisial AS akhirnya meninggal dunia pada Minggu, (3/10/2021).

Mendapat kabar duka itu, Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi, Ny Romy Mariani Eddy Berutu serta Camat Sitinjo, Nelfita Tanjung dan jajaran dari Dinas P3AP2KB Dairi datang melayat ke rumah duka di Lae Mbulan, Kecamatan Sitinjo.

"Atas nama pribadi, pemerintah dan masyarakat Dairi, saya menyampaikan rasa turut berdukacita yang sedalam- dalamnya kepada segenap keluarga," ucap Eddy Berutu.

"Kita semua pasti merasa kehilangan yang mendalam atas kepergian putera tercinta yang kita sayangi ini. Kita berdoa kepada Tuhan, agar kiranya almarhum diterima di sisi-Nya," lanjut Eddy Berutu saat memberikan kata-kata penghiburan kepada keluarga almarhum.


Informasi didapat, korban AS pertama kali diketahui minum racun rumput oleh orang tuanya di belakang rumah pada, Senin (20/9/2021). Selanjutnya AS dilarikan ke RSUD Sidikalang guna mendapatkan penanganan medis.

Selama mendapatkan penanganan medis di rumah sakit, Dinas P3AP2KB Kabupaten Dairi sesuai arahan Bupati Eddy Berutu secara intens melakukan pendampingan dan konseling kepada orang tua dan korban.

Korban nekat minum racun diduga karena beban pelajaran (PR) yang terlalu berat dengan sistem daring saat ini.


Dilansir dari Medanbisnisdaily, Sebelumnya siswa SMA di Dairi juga meninggal gantung diri karena takut dimarahi orang tuanya terkait pekerjaan rumah. Pihak sekolah memanggil orang tua siswa karena masalah kedisplinan tersebut.

Saat itu, Bupati juga melayat ke rumah duka, serta meminta Dinas P3AP2KB dan Tim Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Dairi lebih meningkatkan sosialisasi tentang keberadaan Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Kekelengen agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

"Saya meminta bidang perlindungan perempuan dan anak melakukan pendampingan kasus ini dan melakukan konseling psikolog untuk keluarga korban," pintanya.


(Gb-Ars/rel)