Notification

×

Iklan

Iklan

Preman Ini Sesuka Hati Rampas Buah Pedagang Boru Hutauruk dan Minta Uang

5 Sep 2021 | 19:38 WIB Last Updated 2021-09-05T12:38:11Z

Dameria Hutauruk, pedagang buah di jalan Gatot Subroto menunjukkan kwitansi bukti pemalakan oleh preman saat ditemui pada Minggu (5/9/2021)

MEDAN, GREENBERITA.com || 
Kasihan sekali nasib pedagang bernama Dameria Hutauruk ini, terlihat raut wajah kesalnya ketika berbincang dengan wartawan di Jalan Gatot Subroto, Minggu (5/9/2021). 


Alasannya, dia mengira wartawan yang datang adalah preman lain yang memintai uang dan merampas buah dagangannya.


"Kupikir kalian kawannya. Soalnya saya selalu dimintai uang keamanan di sini," ujar Dameria.


Dia mengaku kerap diganggu preman , sejak berjualan di Jalan Gatot Subroto . Dia selalu dimintai uang bulanan, padahal pendapatannya tak seberapa.


Menurut Dameria, preman tersebut setiap hari memeras pedagang kecil seperti dirinya. Dameria yang berjualan mulai Pukul 10.00 hingga Pukul 6 sore selalu diancam ketakutan, apalagi ketika magrib.


"Tiap hari orang itu datang, minta uang. Pas dah mau magrib-magrib gitu. Enggak cuma saya yang dimintai, pedagang sebelah juga dimintai," ujar Dameria.


Anehnya lagi, selain dimintai uang, preman tersebut kerap memperlakukan Dameria secara kasar. Kata-kata kotor selalu dilontarkan kepada Dameria, buah-buahan yang dia jual pun dirampas sesuka hati kawanan preman tersebut.


Dameria yang juga terimbas kebijakan PPKM, saat ini kesulitan menafkahi tiga anaknya. Anak paling besar kelas enam SD, anak kedua kelas dua SD dan yang ketiga berusia 4 tahun.


Sementara suaminya hanya buruh bangunan. Selama Pandemi, keuntunguannya berjualan di jalan merosot bahkan modal pun tak kembali.


Dari per kilo buah mangga dagangannya, Dameria dia hanya meraup untung 2000-3000 rupiah. Kalau preman datang, lalu mengambil 5 biji mangga saja, Dameria otomatis kehilangan untung jika dikalikan modal.


"Mangga saya jual 35.000 sekilo. Untung perkilo cuma 2000-3000.  Kalau diambilnya tiga biah mangga, udah rigi aku. Dia ngambil suka-suka. Dua biah mangga kadang berartnya sudah seperempat kilo,"kata Dameria.


Pada jaman serba susah ini, untungya toke Dameria di Binjai mengijinkannya untuk berhutang buah. Buah dibayar ketika sudah ada penghasilan dari penjualan.


Bukan hanya Dameria, Andre Damanik dan Santi Siahaan sesama pedagang jalanan tersebut mengalami hal serupa. Andre merasa resah dimintai uang keamanan Rp 50.000 tiap bulan.


Alasan preman-preman tersebut untuk uang keamanan. Kalau tak diberi, maka Andre terancam keamannya berjualan di sepanjang jalan tersebut 


"Dia bilang ini kawasan dia. Tapi, menurut saya ini mengganggu. Harapan, hilangkan pungli dan polisi bisa memberatas ini.


"Kami sudah cukup resah, terus-terus dipalak. Padahal, kami pun ngutangnya biar ada modal. Kadang buah-buahan kami dirampas gitu aja. Harapan kami, polisi bisa memberantas preman-preman ini,"timpal boru Siahaan pedagang lainnya di sana.


(Gb-Ka21)