Ketua Komisi I DPRD Samosir, Jonner Simbolon
SAMOSIR, GREENBERITA.com || Para petani Samosir yang bergabung dalam Serikat Tani Kabupaten Samosir (STKS) berkumpul dan berdiskusi merayakan Hari Tani ke-61 di Puro Coffe and Resto di Kompleks Kantor Praeses HKBP Distrik VII Samosir, Pangururan pada Jumat, 24 September 2021.
Didampingi KSPPM, STKS mengundang para jurnalis untuk berdiskusi dan menyampaikan persoalan yang terjadi ditengah para petani Samosir saat ini.
Isu kelangkaan pupuk dan teknologi pertanian, kesehatan serta isu pendidikan dan bibit serta irigasi menjadi topik-topik diskusi yang disampaikan para petani yang hadir sebagai pembicara.
Dibidang kesehatan, STKS menyatakan ada masyarakat Palipi yang tidak bisa di vaksin karena alasan kesehatan, ketika dia hendak berobat ke RS, dia ditolak karena tidak memiliki surat vaksin.
"Padahal para Disabilitas mengalami kesulitan untuk hadir di tempat vaksin," ujar Narisa Simanjuntak, seorang petani dari Kecamatan Ronggurnihuta.
Dia juga menyinggung Program Jaminan Kesehatan Daerah di Kabupaten Samosir di APBD Samosir 2020 yang mencapai anggaran 3,4 Miliar rupiah.
"Tentunya dengan anggaran yang cukup besar ini dapat dirasakan oleh masyarakat petani Samosir sebagai penerima bantuan iuran," harap Narisa Simanjuntak.
Perempuan yang aktif di STKS ini meminta manajemen RSUD Hadrianus Sinaga menghentikan tindakan diskriminasi terhadap pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS.
"Stop tindakan diskriminasi terhadap peserta BPJS dengan lebih mengutamakan pelayanan terhadap pasien mandiri, karena BPJS juga dibayar negera dari pajak rakyat," ujar Narisa Simanjuntak.
Ketika dikonfirmasi terkait keluhan para petani Samosir ini, Ketua Komisi I DPRD Samosir, Jonner Simbolon menyatakan keprihatinannya.
"Bila apa yang disampaikan para petani ini benar terjadi, hal itu sangat memprihatikan kita yah," ujar Jonner Simbolon.
Komisi I DPRD Samosir yang salah satunya membidangi kesehatan ini, bahkan berjanji akan melakukan investigasi masalah ini serta melakukan pemanggilan kepada Direktur RS Hadrianus Sinaga.
"Kita akan lakukan investigasi dan identifikasi masalah laku memanggil Direktur RS Hadrianus Sinaga serta melakukan double check kepada para petani melalui STKS Samosir, dan kami juga akan melakukan klarifikasi terkait kegiatan proyek di RSUD Hadrianus Sinaga," jelas Jonner Simbolon.
Sebagai wakil rakyat Samosir, Ketua Komisi I DPRD Samosir menyampaikan terimakasih kepada media yang telah memberitakan keluhan petani Samosir.
"Terkait tindakan diskriminatif RSUD Hadrianus Sinaga antara pasien mandiri dengan pasien BPJS terutama para petani sebenarnya hal itu tidak boleh dan sangat memprihatinkan karena secara pelayanan harus sama bahkan harus lebih konsentrasi kepada masyarakat yang tidak mampu karena semua anggaran dari pemerintah," tegas Jonner Simbolon.
Terkait adanya permintaan Direktur RS Hadrianus Sinaga untuk fokus melayani rakyat Samosir serta jangan bermain proyek, Komisi I DPRD Samosir juga terkejut dan akan mempertanyakan hal tersebut.
"Itu juga akan menjadi bahan dasar kita untuk menanyakan hal tersebut apalagi ini adalah pernyataan dari seorang tokoh esensial yang paham banyak hal dengan pemerintahan," pungkas Jonner Simbolon.
Sebelumnya juga diberitakan, seorang tokoh perantau Samosir, Ir Ober Gultom MT secara tegas meminta Direktur RS Hadrianus Sinaga untuk hanya fokus dalam melayani masyarakat khususnya petani Samosir.
"Kepala rumah sakit itu fokus aja urusin kesehatan masyarakat," ujar Ober Gultom ketika berbincang dengan Greenberita pada Sabtu, 25 September 2021.
Dia bahkan meminta Direktur RSUD Hadrianus Sinaga jangan ngurusin proyek apalagi berpolitik.
"Cukup fokus aja meningkatkan pelaysnan masyarakat serta meningkaykan kelas rumah sakit (Hadrianus Sinaga, red)," tambah Ober Gultom.
Secara tegas Ober Gultom juga menyatakan bahwa layanan BPJS adalah gratis dan sama tingkat pelayanannya dengan pasien mandiri.
"Jangan lagi ada diskriminasi kepada para petani, karena saya yakin itu target pro perubahan yang diusung Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom dan Wabup Samosir Martua Sitanggang," pungkasnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi greenberita melalui 2 nomor selulernya, Direktur RSUD Hadrianus Sinaga tidak dapat dihubungi.
Greenberita menghubungi KTU RSUD Hadrianus Sinaga, Hara Galingging dan menyatakan pihaknya tetap fokus melayani warga Samosir.
Ketika dikonfirmasi terkait tudingan Direktur RSUD Hadrianus Sinaga bermain proyek, Hara Sigalingging berdalih itu tidaklah benar.
"Artinya yang disebutkan orang orang itu tidak peduli saya, seluruh pemenang kegiatan itu sudah saya evaluasi sesuai dengan tahun tahun lalu pengalaman saya dan yang tidak bisa berkomitmen tidak saya kami kasih menang," terang Hara Sigalingging.
Ketika dikonfirmasi apakah ada penjelasan dari Direktur RSUD Hadrianus Sinaga kepada perusahaan yang tidak dimenangkan.
"Memang tidak kita kasih surat kepada perusahaan perusahaan itu bahwa mereka tidak kita menangkan," pungkas Hara Sigalingging.
Sebelumnya diberitakan STKS Samosir minta momentum Peringatan HTN ini membawa semangat perubahan nasib kaum tani dengan penyediaan tanah bagi petani.
"Kami akan tetap bertekad untuk berjuang dan meningkatkan peran petani di semua bidang secara teroganisir dalam Serikat Tani Kabupaten Samosir (STKS), yang merupakan kelanjutan dari Organisasi Forum Petani Samosir Sekitarnya (Fortase) yang didirikan pada 18 April 2005 di tengah-tengah semangat perubahan yang bercita-cita untuk mewujudkan Petani Mandiri, Sejahtera dan Berdaulat," ujar Ketua STKS Samosir, Esbon Siringoringo.
Hadir dalam HUT Hari Tani di Samosir tersebut, Angel Manihuruk dari KSPPM, Zefri Siboro, Jonter Simbolon, Tiurina Simbolon, Kaslem Situmorang, Paler Sitanggang, Nurita Simbolon, Narisa Simanjuntak dari STKS dan Pdt Samuel Sihombing dari Puro Coffe and Resto.
(GB-ferndt01)