Notification

×

Iklan

Iklan

Ma Kyal Sin , Semuanya Akan Baik - Baik Saja

4 Mar 2021 | 23:33 WIB Last Updated 2021-03-04T18:34:10Z

Unjuk rasa anti kudeta di Myanmar

GREENBERITA.com -
 Bumi Myanmar menangis setelah tersiram 38 darah para Penerus bangsanya yang berjuang untuk memprotes akan Kudeta militer yang terjadi, Hari ini jadi hari  berdarah dalam sejarah. Hari ini seorang gadis remaja yang ceria dan penuh semangat terbujur kaku terhantam peluru tajam di kepalnya.


Kaum muda kembali menjadi korban kekerasan militer Myanmar. Seorang gadis berusia 19 tahun menjadi simbol perlawanan setelah tewas tertembak dalam unjuk rasa anti kudeta di Myanmar Dia menjadi sorotan tidak hanya karena kaos bertuliskan 'Everything will be OK' yang dipakainya, tapi juga catatan yang dibawanya yang meminta tubuhnya didonasikan jika dia tewas saat demo.

Beberapa saat sebelum meninggal tertembak


Seperti dilansir Reuters, Kamis (4/3/2021), Angel, atau yang dikenal sebagai Kyal Sin, tewas tertembak di kepala dalam unjuk rasa di jalanan kota Mandalay, pada Rabu (3/3) waktu setempat. Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) melaporkan sedikitnya 38 orang tewas dalam sehari dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar pada hari Rabu (3/3) itu, rilis detiknews.com


Hari Rabu itu pun disebut sebagai hari paling mematikan di Myanmar setelah kudeta militer terjadi pada 1 Februari lalu.

Ma Kyal Shin (angel ) 19 tahun
Momen saat Angel ikut unjuk rasa antikudeta terjepret oleh kamera wartawan di lokasi. Kaos warna hitam bertuliskan 'Everything will be OK' yang dipakainya sempat viral di media sosial, dengan netizen memposting fotonya sebagai bentuk perlawanan terhadap polisi yang menindak demonstran dengan kekerasan.


Namun, Angel sendiri tampaknya menyadari situasinya tidak akan baik-baik saja baginya. Dia meninggalkan catatan berisi informasi soal golongan darah, nomor kontak yang bisa dihubungi dan permintaan untuk mendonasikan tubuhnya jika dia kehilangan nyawanya saat berunjuk rasa.


Myat Thu (23), yang bersama Angel saat unjuk rasa, menuturkan bahwa gadis 19 tahun yang seorang penari dan juara taekwondo itu merupakan salah satu dari ratusan demonstran yang beraksi secara damai di Mandalay untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin de-facto Aung san suu kyi.


Dituturkan Myat bahwa dirinya mengenal Angel sebagai sosok perempuan muda yang berani. Dia melindungi demonstran lainnya, bahkan mengingatkan demonstran lainnya untuk menunduk saat polisi melepas tembakan. "Dia peduli dan melindungi yang lain bagai seorang kawan," sebut Myat.


Sebelum polisi menindak demonstran dengan kekerasan, Angel bisa terdengar berteriak dalam salah satu video. "Kami tidak akan lari," teriaknya. "Darah tidak seharusnya tertumpah," imbuhnya.


Detik-detik sebelum M Kyal Shin tertembak

Myat menuturkan bahwa polisi awalnya menembakkan gas air mata, yang dilanjutkan dengan tembakan peluru tajam. Foto-foto di lokasi menunjukkan momen sebelum dia terbunuh, Angel tampak berbaring untuk berlindung di samping sebuah spanduk unjuk rasa, dengan kepalanya sedikit terangkat.


Setelah itu, Myat menyebut semua orang berpencar. Belakangan, Myat mendapat informasi soal satu perempuan tewas, namun dia tidak menyadari jika itu adalah Angel. Myat kemudian melihat gambar via Facebook yang menunjukkan Angel tergeletak bersimbah darah di samping korban tewas lainnya.

Saat Mayat M kyal Shin dibawa petugas medis
Juru bicara junta militer Myanmar belum mengomentari hal ini. Pada Kamis (4/3) waktu setempat, seperti dilansir AFP, seremoni pemakaman Angel ditayangkan via live streaming Facebook dan dihadiri banyak orang."Dia gadis yang ceria, dia menyayangi keluarganya dan ayahnya sangat menyayanginya. Kita tidak sedang berperang. Tidak ada alasan menggunakan peluru tajam pada orang-orang. Jika mereka manusia, mereka tidak akan melakukannya," ucap Myat yang kini dalam persembunyian.

(gb -rizal /rel)