Notification

×

Iklan

Iklan

Vandiko Gultom: Pemuda Samosir Harus Bersatu dan Bangkit Menuju Perubahan

27 Okt 2020 | 16:25 WIB Last Updated 2020-10-27T16:48:32Z


Oleh: Vandiko Timotius Gultom, ST

GREENBERITA.com- Setiap memperingatan Hari Sumpah Pemuda di Indonesia yang selalu diperingati pada tanggal 28 Oktober setiap tahunnya merupakan sebuah sejarah dilatarbelakangi dengan tercetusnya sumpah yang diikrarkan oleh para pemuda pada 28 Oktober 1928 silam.


Secara keseluruhan isi dari Sumpah Pemuda merupakan sebuah penegasan berkait adanya persatuan, yakni bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu.


Melirik sejarah para pejuang pemuda kita, Sumpah Pemuda ini lahir dalam sebuah pertemuan Kongres Pemuda II yang di laksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928.


Kongres Pemuda di laksanakan pertama kali di Jakarta, kala itu masih bernama Batavia dengan tujuan untuk memperjuangan persatuan bangsa Indonesia serta menghimpun seluruh perkumpulan pemuda daerah yang ketika itu masih banyak perbedaan pandangan dari beberapa perhimpunan pemuda/pemudi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond, Pemuda Kaum Theosofi, dan masih banyak lagi.


Sebelum ikrar tersebut dinyatakan oleh para pemuda, lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman berkumandang ditengah para pemuda yang hadir di dalam kongres tersebut sambil menyepakati tiga butir Sumpah Pemuda, sebagai berikut;


Pertama : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia

Kedua : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia 

Ketiga : Kami Poetera dan Poeteri  Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa  (dikutip dari Kemdikbud.go.id)


Menyeberang kepada abad milenium setelah 92 tahun Sumpah Pemuda tersebut di ikrar kan oleh para pemuda Indonesia, maka selayaknya lah pemuda Indonesia khususnya pemuda Samosir harus terus berkarya untuk menjadi pelaku Pembangunan dan bukan sebatas penonton pembangunan.


Sebagai orang muda, saya melihat bahwa peran pemuda untuk menjadikan kawasan Danau Toba khususnya Samosir belum maksimal dan perlu ada sebuah kebijakan yang pro perubahan kepada para kaum pemuda.


Diperlukan sebuah peraturan daerah yang wajib menyertakan para pemuda di luar kedinasan Pemkab Samosir untuk menjadi pelaku kegiatan resmi pemerintah dengan dukungan penuh oleh pemerintah daerah.


Event-event kabupaten seperti promosi-promosi kepariwisataan perlu melibatkan para pemuda sebagai panitia inti melalui organisasi kepemudaan yang terdaftar resmi di Samosir.


Pelaksanaan kegiatan Natal, Paskah serta ulang tahun kabupaten sudah seharusnya memberdayakan pemuda sebagai pelaku dan bukan hanya penonton.


Selama ini, kita memperhatikan setiap event kegiatan pemerintahan yang penganggarannya dari APBD Samosir selalu mengedepankan pejabat ASN sebagai ketua kegiatan dan pemuda dalam organisasi karya kepemudaannya hanya sebatas undangan saja, perubahan atas hal ini harus dilakukan.


Saya juga melihat bahwa pemerintah daerah belum secara tegas memelihara penghargaan terhadap Sejarah, Bahasa, Hukum Adat yang merupakan sebuah kearifan lokal Samosir.


Persoalan pendidikan pada para pemuda masih terkendala di daerah kita ini, padahal pemerintah daerah dalam RPJMD 2016-2021 menjanjikan wajib belajar 12 tahun di Samosir sudah tuntas pada tahun 2020.


Namun pada tulisan Samosir Dalam Angka 2020 halaman 284, Rata-rata lama sekolah di Samosir sampai saat ini masih 9,15 tahun.


Padahal amanat para pelaku Sumpah Pemuda menyatakan bahwa anak harus mendapatkan pendidikan yang terbaik dari bangsa.


Selain itu, keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan rumah belum dirasa maksimal, gerakan kepanduan sejak dini untuk mendidik anak-anak disiplin dan mandiri yang sangat dibutuhkan dalam perjuangan bangsa belum maksimal dilakukan oleh pemerintah daerah yang terbukti masih rendahnya anggaran daerah untuk kegiatan kepemudaan untuk mempersiapkan generasi muda Samosir yang handal.


Para pemuda juga harus dididik secara demokratis dalam organisasi kepemudaan di luar sekolah sehingga menjadi sosok yang dapat menghargai perbedaan dalam gerak langka nya.


Akhirnya saya berharap Peringatan Sumpah Pemuda ke-92 kali ini hendaknya bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi generasi muda Indonesia sekarang untuk membawa negara ini khususnya pemuda Samosir ke arah perubahan yang lebih baik, bukan justru terpecah-belah dalam pusaran konflik antar sesama anak bangsa.


Sebagai bagian dari kaum milenial, saya dengan rendah hati memberanikan diri menjadi parhobas Samosir pada Pilkada Samosir, saya sangat berkepentingan menjadikan pemuda Samosir dapat terus berkarya dalam segala bidang sehingga kapasitas dan kemampuan pemuda Samosir dapat melebihi tingkat rata-rata dari daerah lain sehingga dapat berkompetisi untuk pembangunan Samosir dan Indonesia yang lebih baik.


Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-92..,

Pemuda Samosir Harus Bersatu dan Bangkit Menuju Perubahan Samosir Yang Lebih Maju dan Sejahtera.


(Penulis adalah Seorang Tokoh Milenial Yang Juga Calon Bupati Samosir Nomor  Urut 2 dan Berpasangan Dengan Martua Sitanggang)