Mantan Bupati Samosir Periode 2005-2015, Mangindar Simbolon |
Pernyataan itu disampaikan Mangindar Simbolon menanggapi pemberitaan greenberita di salah satu grup whatsapp pada Sabtu, 3 Oktober 2020.
"Sangat disayangkan, karena BBI ini pernah menjadi kebanggaan dan andalan produksi benih ikan berkualitas di kawasan Danau Toba, bukan hanya Samosir," tegas Mangindar Simbolon.
Menurutnya, produksi benih ikan yang berkualitas dan dalam jumlah besar bisa dicapai berkat kerjasama Pemkab Samosir ketika pemerintahannya dengan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang menerapkan techno-park ( taman rekreasi yang dilengkapi wahana yang di dalamnya terdapat konten yang berhubungan dengan Pembelajaran Teknologi, Sains dan Pendidikan, red).
"Disamping dukungan penuh pimpinan LIPI waktu itu, juga didorong putra daerah Samosir yang jadi peneliti di LIPI, yaitu DR. Arjon Turnip. Namun saya dengar hampir semua peralatan "techno-park" tersebut sudah hancur lebur karena tidak ada perawatan," jelas Mangindar Simbolon.
Sebelumnya juga diberitakan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samosir menyoroti lambatnya Pemerintah Kabupaten Samosir untuk membenahi kerusakan kolam Produksi Balai Benih Ikan di Kabupaten Samosir.
Akibatnya, hasil produksi Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Samosir tidak maksimal dikarenakan kondisi kolam banyak bocor.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Komisi II DPRD Samosir, Jonny Sagala ketika berbincang bersama greenberita pada Jumat, 02 Oktober 2020.
"Ada sekitar 7 kolam yang tidak dapat digunakan karena mengalami kebocoran dan kita sangat menyayangkan lambatnya Pemkab Samosir menangani ini," ujar Jonny Sagala.
Sebenarnya dana perbaikan kolam yang bocor ini sudah disetujui oleh DPRD Samosir pada R-APBD 2020 lalu namun dicoret oleh Pemkab Samosir untuk penanganan Covid-19.
"Harusnya itu tidak dicoret Pemkab, karena dengan tetap tersedianya benih ikan akan tetap mempertahankan keberlangsungan kehidupan para peternak dengan budidaya ikan, sehingga perekonomian rakyat Samosir pun tetap baik walau masa Covid," ujar Jonny Sagala dengan kecewanya.
Menurunnya benih Ikan di Samosir dibenarkan Kepala BBI (Balai Benih Ikan) Hilarius Pasaribu kepada greenberita saat ditemui di kantornya di Desa Janji Martahan, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir pada Jumat, 2 Oktober 2020.
"Hasil produksi kita kurang maksimal karena ada kurang lebih 7 (tujuh) kolam yang bocor," ujar Hilarius
Hilarius Pasaribu mengaku didalam kolam-kolam ikan tersebut ada 3 (tiga) jenis benih ikan yaitu benih ikan jenis ikan Nila, ikan Lele dan ikan Mas.
"Ada tiga jenis ikan yang ada disini, pertama ikan nila, kedua ikan mas dan ikan lele," jelas Hilarius.
Menurutnya, pada tahun 2019 BBI mampu memproduksi kurang lebih sebanyak satu juta ekor benih ikan Mas, lima ratus ribu ekor ikan Nila dan empat puluh ribu ikan lele.
"Pada tahun 2019, Balai Benih Ikan Samosir memproduksi kurang lebih sebanyak satu juta ekor benih ikan Mas, lima ratus ribu ekor ikan Nila dan empat puluh ribu ikan lele," tutur Hilarius
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Samosir Viktor Sitinjak pun membenarkan masalah tersebut.
Menurutnya, perawatan kolam ikan yang ada di BBI kembali akan di usulkan pada pembahasan R-APBD Tahun Anggaran 2021 bersama TAPD.
"Oh iya memang. Ini sudah kita usulkan di pembahasan R-APBD TA 2021 bersama TAPD," tulis Viktor lewat pesan selulernya.
Viktor Sitinjak mengatakan bahwa secara bertahap semua kolam ikan yang butuh perawatan akan dilakukan sesuai dengan anggaran yang tersedia.
"Secara bertahap semua kolam ikan yang butuh perawatan akan kita lakukan sesuai anggaran yang tersedia buat dinas kita," lanjut Viktor dalam pesan.*** (gb-elim09)