Notification

×

Iklan

Iklan

Tarombo Tentang Pomparan Raja Sitempang Akhirnya Launching

19 Agu 2020 | 10:47 WIB Last Updated 2020-08-19T03:47:25Z

Launching Buku “Tarombo Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton” diluncurkan di Auditorium Kampus II Ubhaya Jaya, Jalan Perjuangan, Kota Bekasi, Jawa Barat 
JAKARTA,GREENBERITA.com - Setelah pengumpulan data yang cukup lama yang dilakukan secara kompherensif, akhirnya Buku “Tarombo Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton” diluncurkan di Auditorium Kampus II Ubhaya Jaya, Jalan Perjuangan, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu, 16 Agustus 2020. 

Dalam acara yang tetap mengikuti Protokol Kesehatan Pandemi Covid-19 ini, peluncuran buku ditandai dengan penyerahan buku tarombo dari penulis kepada beberapa pimpinan perkumpulan (punguan, red) marga dengan sebelumnya diawali  lagu “Indonesia Raya” dan mengheningkan cipta untuk memperingati 75 Tahun Indonesia Merdeka. 

Buku tarombo (silsilah, red) karya Bachtiar Sitanggang, SH dan Brigjen Polisi (Purn) Drs. Antonius Sitanggang, SH, MH ini terdiri atas sembilan Bagian (Bab). 

Bagian Pertama, sebagai Pendahuluan mengantarkan pembaca kepada pokok-pokok bahasan dalam buku. Bagian Kedua tentang Si Raja Batak (Asal-usul Orang Batak); Bagian Ketiga mengenai Raja Nai Ambaton; Bagian Keempat tentang Raja Sitempang Anak Ni Raja Nai Ambaton;  Bagian Kelima Raja Natanggang Gelar Ompu Raja Pangururan;  

Bagian Keenam tentang Sitanggang - Simbolon;  Bagian Ketujuh mengenai Harajaon di Pangururan;  Bagian Kedelapan Pelurusan Buku Tarombo PARNA; dan terakhir, Bagian Kesembilan berupa Penutup yang dilengkapi dengan kesimpulan dan saran.

Sebagaimana buku silsilah, buku ini memuat banyak ranji atau pohon keluarga (family tree), sehingga keturunan Raja Sitempang dapat dengan mudah mengetahui urutan silsilahnya. Selain itu, setiap pembahasan dalam bukudiperkaya dengan catatan penulis dan di beberapa bagian dilengkapi dengan kesimpulan.

Dalam Kata Pengantar di buku, Bachtiar Sitanggang mengharapkan agar buku ini, yang merupakan rangkuman pendapat dari para penulis terdahulu, dapat memberikan gambaran  dan menjadi pedoman tentang Tarombo Sitanggang, Sigalingging, Simanihuruk, dan Sidauruk, persaudaraan Sitanggang dan Simbolon, eksistensi Sitanggang di tengah-tengah marga PARNA (Keturunan Ni Raja Nai Ambaton) di bonapasogit dan di perantauan, serta pertautan Sitanggang dengan Munte.

"Buku ini adalah kumpulan fakta dan data yang diperoleh dari berbagai buku. Berbagai hal dari fakta itu dikoreksi dan diluruskan. Penulis berharap buku ini dibaca secara utuh, karena memuat perbandingan dan persandingan, dan sesuai fakta dan data sering terjadi pengulangan," ujar Bachtiar Sitanggang.

Tidak kurang dari 32 buku dan tulisan yang menjadi sumber buku ini. Beberapa di antaranya yang sering disebut adalah buku Pustaha Batak  Tarombo dohot Turi-turian ni Bangso Batak karya WM Hutagalung (terbitan pertama 1926 dan kedua 1991);  Perihal Bangsa Batak karya E. St Harahap; PustahaTumbaga Holing, Adat Batak - Patik Uhum karya Raja Patik Tampubolon; Sejarah dan Tarombo Raja Sitanggang karya Drs Marcius Albert Sitanggang; Raja Sitempangkarya Komen Sitanggang, SPd.; 

Kisah Si Raja Batak dan Sejarah Raja Soribuntu Sidabutar (Raja Sidabutar Tomok) karya Drs Ch Robin Simanullang dan Asdon Hutagalung, SH; "Tarombo Ni Raja Sitempang" karya  Raja Napogos JP Sitanggang, serta buku-buku karya Dr. Ir. Bisuk Siahaan, Nalom Siahaan, Ompu Buntilan Simanjuntak, JC Vergouwen;  Prof. Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak; Norman Sidabutar; dan lainnya. ### (gb-As01-rel)