Notification

×

Iklan

Iklan

1 Pasien Corona Meninggal, Tenaga Medis Dairi Ketakutan

8 Apr 2020 | 16:01 WIB Last Updated 2020-04-08T09:01:46Z
DAIRI, GREENBERITA.com || Kendati telah ada korban meninggal akibat terpapar Covid-19 pada Sabtu, 4 April 2020, tenaga medis di RSUD Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, belum dilakukan pemeriksaan. Akibatnya, tenaga medis mengaku takut dan cemas.

“Sampai sekarang belum ada pemeriksaan atau rapid test kepada tenaga medis. Belum ada. Kami takut,” ujar seorang tenaga medis di RSUD Sidikalang, tidak bersedia disebut namanya pada Rabu, 8 April 2020.


“Padahal pasien meninggal dunia sudah empat hari. Kalau dokter dan perawat sakit, bagaimana melayani pasien?” kata sumber.

Menurutnya potensi penularan relatif tinggi. Sebab, pasien terlebih dahulu masuk di ruang instalasi gawat darurat (IGD) sebelum dipindah ke ruang VIP. Menginap di ruang tersebut selama empat hari sebelum dipindah ke ruang isolasi.

Sumber menambahkan, sepengetahuannya rapid test juga belum dilakukan kepada petugas di ruang VIP. Dokter spesialis paru dan penyakit dalam serta perawat tetap masuk seperti biasa. Tidak ada isolasi.

Dia mengungkap, mereka juga dimarahi Pelaksana Tugas Direktur RSUD Sidikalang Charles Bantjin, karena membocorkan informasi meninggalnya pasien ke media.

“Kami dimarah-marahi karena membocorkan peristiwa meninggalnya pasien positif corona yang Sabtu kemarin. Padahal tak tahu siapa yang infokan ke teman di luar,” katanya.

Pada Selasa, 7 April 2020, Charles Bantjin saat ditemui di salah satu rumah makan di Sidikalang menyebut, sudah menyarankan isolasi mandiri kepada tenaga medis dan orang yang pernah berinteraksi dengan pasien meninggal tersebut.

Wakil Bupati Dairi Jimmy AL Sihombing dikonfirmasi  lewat WhatsApp pada Senin, 6 April 2020, mengatakan telah memerintahkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan, untuk melakukan rapid test kepada tenaga medis, terutama yang pernah berinteraksi dengan pasien dimaksud.

“Saya sudah berkomunikasi dengan Plt Dinkes, agar segera melakukan rapid test kepada seluruh dokter, perawat dan petugas di rumah sakit, karena mereka adalah orang-orang baris terdepan yang melakukan penanganan dan bahkan berhadapan langsung dengan warga yang positif Covid-19, PDP maupun ODP,” kata Jimmy seperti yang dilansir dai Tagar.id . 

Menurut dia hal itu dinilai sangat penting dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. 

“Bagaimana kita bisa memutus rantai penyebaran Covid-19, kalau orang baris terdepan dalam hal penanganan Covid-19 ini kita tidak tahu mereka positif atau tidak,” tukasnya

(gb-ars/rel)