MANOKWARI, GREENBERITA.com - Seorang guru honorer ditemukan tewas di belakang rumahnya di Kampung Hink Distrik Manokwari Selatan, Papua Barat, dengan dua anak panah tertancap di badan dan luka bacok di tangannya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat, AKBP Mathias Krey di Manokwari, Minggu mengatakan, dari ciri-ciri korban saat ditemukan diduga korban meninggal akibat penganiayaan. Polisi masih mendalami kasus tersebut.
"Tim Reserse dan Kriminal sedang bekerja mengungkap kasus ini. Kami sudah melakukan olah TKP dan menggali keterangan dari kerabat dan keluarga korban," katanya.
Korban diketahui bernama Yurmianus Wonggor, warga Kampung Hink Distrik Manokwari Selatan. Selain bertani, aktivitas keseharian korban mengajar sebagai guru yang masih berstatus honorer.
Saat ini, kasus tersebut ditangani Satreskrim Polres Manokwari. "Kami akan berupaya maksimal mengungkap pelaku. Beberapa saksi sudah memberikan keterangan, kami masih dalami," kata Kapolres Manokwari, AKBP Adam Erwindi pada kesempatan terpisah.
Ia menjelaskan, korban ditemukan sekitar pukul 06.30 WIT. Dua anak panah tertancap di tubuh dan tangan kanan nyaris putus diduga dibacok. "Di TKP kami temukan tiga buah anak panah, dua tertancap di tubuh korban dan satu lainnya berada di samping jasad korban. Kami juga temukan satu buah 'handphone' serta parang," katanya.
Menurut dia, dari keterangan sejumlah saksi, kasus ini bermula dari isu "suanggi" (keyakinan masyarakat lokal terhadap adanya manusia dengan ilmu tertentu yang membunuh seseorang.
Diduga ada unsur balas dendam pada kasus ini. Polisi akan mengungkap dan memproses sesuai hukum yang berlaku. "Ini kasus hukum ya, tentu harus dilakukan pembuktian melalui hukum positif. Yang pasti ada korban, ada barang bukti dan sekarang kita sedang menggali keterangan saksi untuk mengungkap siapa pelakunya," kata Kapolres yang dilansir dari imcnews.com. (rel-marsht)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat, AKBP Mathias Krey di Manokwari, Minggu mengatakan, dari ciri-ciri korban saat ditemukan diduga korban meninggal akibat penganiayaan. Polisi masih mendalami kasus tersebut.
"Tim Reserse dan Kriminal sedang bekerja mengungkap kasus ini. Kami sudah melakukan olah TKP dan menggali keterangan dari kerabat dan keluarga korban," katanya.
Korban diketahui bernama Yurmianus Wonggor, warga Kampung Hink Distrik Manokwari Selatan. Selain bertani, aktivitas keseharian korban mengajar sebagai guru yang masih berstatus honorer.
Saat ini, kasus tersebut ditangani Satreskrim Polres Manokwari. "Kami akan berupaya maksimal mengungkap pelaku. Beberapa saksi sudah memberikan keterangan, kami masih dalami," kata Kapolres Manokwari, AKBP Adam Erwindi pada kesempatan terpisah.
Ia menjelaskan, korban ditemukan sekitar pukul 06.30 WIT. Dua anak panah tertancap di tubuh dan tangan kanan nyaris putus diduga dibacok. "Di TKP kami temukan tiga buah anak panah, dua tertancap di tubuh korban dan satu lainnya berada di samping jasad korban. Kami juga temukan satu buah 'handphone' serta parang," katanya.
Menurut dia, dari keterangan sejumlah saksi, kasus ini bermula dari isu "suanggi" (keyakinan masyarakat lokal terhadap adanya manusia dengan ilmu tertentu yang membunuh seseorang.
Diduga ada unsur balas dendam pada kasus ini. Polisi akan mengungkap dan memproses sesuai hukum yang berlaku. "Ini kasus hukum ya, tentu harus dilakukan pembuktian melalui hukum positif. Yang pasti ada korban, ada barang bukti dan sekarang kita sedang menggali keterangan saksi untuk mengungkap siapa pelakunya," kata Kapolres yang dilansir dari imcnews.com. (rel-marsht)