Bupati Samosir, Rapidin Simbolon |
Kemudian pada Sabtu, (12/5/2019) Gakkum KemenLHK berdasarkan laporan warga dan jurnalis mendapatkan temuan pengrusakan dan penebangan hutan di Sitonggi-tonggi Desa Partungkonaginjang yang dilakukan secara sistematis dan masif.
Pasca temuan itu, telah dilakukan rapat terpadu antara Pemkab Samosir yang terdiri dari Bupati Samosir, Asisten I dan II, Kadis Lingkungan Hidup, Kepala Bappeda, Kadis Perijinan serta Kapolres Samosir bersama Kasa Reskrim, juga Kepala KPH XIII Dolok Sanggul Dinas Kehutanan serta Tim Gakkum Kementrian KLH pada Minggu, (21/5/2019) di Rumah Dinas Bupati Samosir.
Setelah pemaparan Tim Gakkum dan KPH XIII Dolok Sanggul, Bupati Samosir Rapidin Simbolon kembali menegaskan keprihatinan dan kegereamannya atas penebangan Hutan di Kawasan Hutan Tele, khususnya di Sitonggitonggi, Desa Partungkonaginjang.
"Hutan itu merupakan daerah penyangga Danau Toba dan tinggal ditarik garis lurus itu tinggal 500 meter lagi langsung daerah curaman Danau Toba. Saya tidak pandang bulu, mending saya mati karena ini dari pada itu penebangan liar ( tanpa ijin lingkungan,red) itu tetap dilakukan yang tidak bertanggungjawap.Saya akan tindak tegas pelakunya. Apakah kita masih punya hati nurani untuk menyelamatkan Danau Toba?" ujar Rapidin Simbolon.
~ Klik Video Pernyataan Bupati Berikut Ini:
"Kami mau buat suatu menara pemandangan tele rest area yang bagus disana, itu saja kami dikejar-kejar, apalagi ini perorangan berarti apa-apa dibelakang ini. Ada apa dibelakang ini? Ini yang saya tidak terima," tegas Rapidin Simbolon dengan herannya.
Menurut Bupati, Kawasan Hutan Tele adalah hutan yang benar-benar masih perawan dan hanya itu yang bisa kita banggakan untuk menyangga Danau Toba. "Kita harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkaan Hutan Tele dan bukan hanya membolak-balik peraturan sehingga penebangan hutan itu tetap dilakukan," pungkas Bupati Samosir dengan geram.
(green-ft)