Notification

×

Iklan

Iklan

Ribut di Medsos, Malaysia dan Singapura Saling Klaim Kepemilikan Cendol

8 Apr 2019 | 22:16 WIB Last Updated 2019-11-10T13:31:30Z
Minuman Lezat, Cendol
GREENBERITA.com- Ketika media sosial dilanda ‘kerusuhan’ antara warga Malaysia dan Singapura hanya karena CNN Travel menulis bahwa cendol, yang masuk dalam daftar 50 makanan penutup terbaik dunia, berasal dari Singapura.
Situs CNN Travel mendaftar 50 makanan ‘cuci mulut’ terbaik di dunia dan memasukkan cendol – minuman penyegar yang bisa ditemukan di Singapura, Malaysia, selain juga tentunya Indonesia – di dalam daftar tersebut.
“Pada sore yang panas di Singapura, warga setempat menyejukkan diri dengan (minuman) dingin dan manis ini, yang menjadi favorit di restoran pinggir pantai atau kios. Es santan yang kemudian diberi sirup gula merah memberi rasa mirip karamel,” mereka menulis.
CNN Travel juga menambahkan bahwa berbagai versi dari minuman dingin ini bisa ditemukan di Asia Tenggara, “namun dengan tambahan kacang merah yang manis, versi Singapura dari minuman klasik ini jadi menggiurkan”.
Meski begitu, di media sosial, sudah muncul ‘kemarahan’ dari orang-orang Malaysia terkait penyebutan asal cendol tersebut.
Salah satunya menyebut, “Jangan macam-macam dengan makanan Malaysia. Cendol dari Malaysia, bukan Singapura, coba tanya dari mana asal Gula Melaka (gula merah) yang menjadi bahan utama cendol?” Melaka adalah salah satu negara bagian di Malaysia.
Ada juga yang menulis, “Ada banyak politik makanan antara Singapura dan Malaysia, tapi yang benar saja, cendol itu dari Malaysia, bahkan Singapura tak akan mengklaim bahwa cendol berasal dari sana. Salah sekali kalau cendol dibilang dari Singapura.”
Namun ada juga yang memilih untuk tidak berfokus pada ‘perseteruan’ itu, justru pada kinerja Kementerian Pariwisata Malaysia.
Pengguna media sosial @TharmaPillai menulis, “Singapura telah menyebut cendol, rambutan, es kacang, dll, sebagai ‘khas Singapura’. Tapi Anda tak bisa menyalahkan mereka. Saya menyalahkan Kementerian Pariwisata kita yang tak tahu apa-apa. Apa yang sudah dilakukan untuk mengenalkan ‘brand’ Malaysia? Kenapa Malaysia gagal tapi Singapura bisa sukses?”
Di sisi lain, ada juga pengguna media sosial yang menyoroti bahwa “Malaysia marah ketika Singapura mengklaim cendol. Indonesia marah saat Malaysia mengklaim batik. Siklus tanpa akhir.”
Pengguna lain menulis, “Bodoh sekali kita bertengkar soal ini padahal kita jelas-jelas memiliki kesamaan akar nenek moyang, sejarah pernikahan lintas budaya, perpindahan, serta pergeseran sosial politik!”
Ada juga yang menyoroti soal sejarah Malaysia dan Singapura yang dulunya adalah bagian dari satu Malaya, lalu terpisah menjadi dua negara berbeda. Namun tetap saja ditegaskan bahwa cendol berasal dari sisi Malaya yang kini adalah Malaysia.
Di sisi lain, ada juga yang menjelaskan bahwa, “Cendol, minuman manis dawet, pertama disebut di Kresnayana dari Kerajaan Kediri di Jawa, Indonesia (sekitar 1042-1222). Kesultanan Malaka muncul belakangan (1400-1511). Malaysia mengapropriasi cendol dari Jawa, lalu mengklaim itu milik mereka.”
Arie Parikesit, seorang pemandu kuliner di televisi dan konsultan kuliner, bahkan sudah mengunggah utas soal berbagai macam jenis cendol.
Ragam cendol yang diunggahnya mulai gaya Minangkabau dengan tapai singkong, cendol Medan yang menggunakan tepung beras, dawet dari berbagai versi di Jawa Tengah serta Jawa Timur, dan cendol ala Bintan, Tanjung Pinang, yang dilengkapi pacar cina dan kacang merah, “mirip dengan cendol di Malaysia dan Singapura”.
Pengguna media sosial lain malah menyoroti bahwa sebelumnya, CNN, dalam daftar minuman paling lezat yang pernah mereka terbitkan, menyebut cendol berasal dari Indonesia.
(dnaberita.com)