Notification

×

Iklan

Iklan

Ingat, Ini Tips Supaya Para Caleg Nggak Stres

8 Apr 2019 | 19:30 WIB Last Updated 2019-11-10T13:31:30Z
Image Caleg Stres Akibat Gagal Nyaleg
PANGURURAN,GREENBERITA.com- Sekitar delapan hari lagi, masyarakat Indonesia akan mengikuti Pemilu Serentak 2019. Sudahkah menentukan pilihan presiden dan wakil presiden? Bukan hanya itu, kita juga perlu memilih anggota legislatif lho.

Para caleg (calon legislatif) tidak jarang merasa stres menjelang Pemilu ini karena sudah jor-joran menggelontorkan materi untuk kebutuhan kampanyenya. Apalagi kalau sampai tidak terpilih, stres hingga depresi pun bisa terjadi.

Namun, dokter yang juga caleg dari partai Golongan Karya (Golkar), dr Dewi Ema Anindia mempunyai saran untuk caleg lainnya agar tetap berlapang dada apapun hasilnya nanti.


"Lebih baik kalau mau jadi caleg harusnya jangan buat nyari pendapatan, kalau kalah ya stres nggak ada penghasilan lagi. Masyarakat juga sudah pintar milihnya yang emang punya pekerjaan," sarannya seperti dikutip dari detikHealth.

"Kalau di Amerika orang yang mapan yang bisa mencalonkan diri, punya penghasilan, punya sesuatu yang menarik untuk disampaikan ke pemerintah," lanjutnya.

Pakar kesehatan jiwa sekaligus staf pengajar Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana (FK Ukrida), dr Andri, SpKJ, FACLP pun menyarankan semua caleg untuk lebih legowo (lapang dada) dan menyadari bahwa ladang untuk mengabdi pada masyarakat bukan hanya dengan menjadi anggota legislatif.

"Kalau dia jadi stres atau gejala depresi karena dia kehilangan harapan dan apa yang dia inginkan," tutupnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, pasca 17 April ini banyak rumah sakit jiwa yang 'bersiap' untuk menampung para caleg (calon anggota legislatif) yang tidak terpilih alias gagal, dan tak terkecuali RSUD.Hadrianus Sinaga, karena hal tersebut merupakan bagian dari pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut.

Namun, karena ketidaktersediaan dokter spesialis jiwa maka RSUD.Hadrianus Sinaga terpaksa harus merujuk pasien caleg gagal yang stres ini ke rumah sakit lain yang tersedia dokter spesialis jiwanya.

Hal itu dibenarkan Direktur RSUD.Hadrianus Sinaga dr. Friska Situmorang ketika dikonfirmasi wartawan melalui selulernya pada Senin, (8/4/2019).

"RSUD Hadrianus Sinaga tetap bersiap menunggu dan melayani bila ada pasien seperti itu (caleg gagal stres), tapi karena RS kita tidak mempunyai dokter spesialis jiwa maka kita akan merujuknya ke RS yang ada dokter jiwanya," ujar dr. Friska.

Tindakan rumah sakit yang melakukan rujukan terhadap pasien seperti ini dilakukan rumah sakit tergantung tingkat kestresan pasien tersebut.
"Terkait pembiayaan, semuanya ditanggung oleh pasien yang bersangkutan karena kita tidak ada MOU kita dengan KPU, kecuali pasien tersebut dicover BPJS," pungkas Friska Situmorang.

(green-ft)