Notification

×

Iklan

Iklan

Hati-Hati Dengan Cokelat Bermerek Mermaid

26 Apr 2019 | 21:21 WIB Last Updated 2019-11-10T13:31:30Z
 Cokelat Bermerek Mermaid

PEKALONGAN, GREENBERITA.COM
- Peristiwa sedih yang menimpa gadis kecil bernama Jesika Putri agaknya menjadi pelajaran berharga bagi orangtua untuk memperhatikan betul jajanan yang dikonsumsi anak.  Taufiq (42), warga Panjang Wetang Gang 1 Kecamatan Pekalongan Utara harus kehilangan putrinya setelah sang anak memakan jajanan anak berupa cokelat yang dibeli di warung sekitar rumah. Taufiq bes
erta keluarga sangat  terpukul atas kejadian tersebut.
Ia menjelaskan, Jesika Putri merupakan sosok periang dan sangat ramah."Anak saya sebelum meninggal meminta untuk didaftarkan sekolah, dan akan masuk sekolah Agustus mendatang," papar Taufiq.

Diceritakan Taufiq, Jesika Putri bersama 3 temannya membeli cokelat itu pada Rabu (24/4/2019) sore. "Anak saya bersama tiga temannya, membeli cokelat di warung, pada Rabu (24/4) sore. Selang satu jam setelah makan cokelat tersebut, ia muntah-muntah dan mengeluarkan keringat dingin," jelasnya.
Karena terus muntah, pada Kamis dini hari dia membawa Jesika ke RS Bendan Pekalongon, namun Tuhan memanggil anak terakhir saya. "Hingga kini saya masih teringat akan permintaannya untuk sekolah," katanya. Wakil Kepala Polres Pekalongan Kota, Kompol I Wayan Tudy menuturkan, cokelat yang dikomsumsi oleh Jesica bermerek Mermaid.   Cokelat itu dijual dengan harga murah, hanya Rp 500 per bungkus.

"Setelah makan cokelat tersebut, dua bocah menjadi korban, seorang bernama Jesika dinyatakan meninggal setelah mendapat perawatan di RS Bendan. Satu korban lagi, Nur Syafia Rahma (5), yang kini dirawat secara intensif di RS Budi Rahayu, Kota Pekalongan," ujar Wayan.
Sementara korban lain yang saat masih dalam perawatan, Nur Syafia Rahma (5), menuturkan, dia membeli cokelat tersebut karena menyukai bungkusnya yang berwarna-warni dengan gambar putri duyung. "Saya makan cokelat itu bersama teman saya," papar Syafia, saat ditemui di Ruang Anak RS Budi Rahayu, Kota Pekalongan, Kamis kemarin.   Bocah itu mengaku, beberapa jam setelah makan cokelat, ia merasa pusing dan mual.

"Setelah membeli cokelat, saya bersama Jesika memakannya di rumah. Saya dan Jesika menghabiskan masing-masing satu cokelat, setelah itu saya merasa pusing dan mual, lalu saya dibawa ibu untuk berobat ke rumah sakit," ujarnya. Sejauh ini kami masih mendalami kemungkinan lain karena hasil pemeriksaan menunjukkan, urine Syafia mengandung darah.
Di sisi lain, leukosit atau sel darah putih Syafia meningkat menjadi 16 ribu, sedangkan normalnya di bawah 14 ribu. Peningkatan leukosit itu bisa jadi karena intoksikasi setelah memakan cokelat. Saat dibawa ke rumah sakit, Rabu (24/4) lalu, Syafia mengalami muntah-muntah, disertai pusing hebat.  Itu menandakan tubuhnya kemasukan benda asing, dan tubuh Syafia menolaknya. Dan gejala tersebut merupakan gejala keracunan.

Selanjutnya, Syafia menjalani perawatan hampir 24 jam di RS Budi Rahayu, dan kini kondisinya menunjukkan peningkatan. Keluhan saat dibawa pertama kali ke sini sudah berkurang, kesadarannya penuh bahkan sudah bisa diajak komunikasi, serta gejala mual diperutnya sudah tidak terasa lagi.Ia menambahkan, intoksikasi bisa menyebabkan meninggal dunia jika salah dalam penanganan.
Saya mengimbau, jika masyarakat menemukan kasus yang sama, korban sesegera mungkin dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.Salah sedikit dalam penanganan intoksikasi bisa berakibat fatal.(rel-ang)