Notification

×

Iklan

Iklan

Trauma KM. Sinar Bangun, Kapal Wisata Samosir Ini Minim Pemakaian

23 Feb 2019 | 08:43 WIB Last Updated 2019-11-10T13:38:47Z
KM Wisata Kabupaten Samosir
SAMOSIR. GREENBERITA.com - Pemakaian kapal wisata Samosir berdesain rumah batak yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Samosir tahun anggaran 2017 lalu, di awal tahun 2019 hingga Februari ini minim pemakaian.

Rendahnya peminat untuk menggunakan jasa pelayaran kapal wisata yang dibangun dengan anggaran Rp. 2,3 miliar ini, diduga dipengaruhi rasa trauma berkepanjangan atas tragedi KM Sinar Bangun pada Juni 2018 lalu.
Kejadian longsor yang terjadi di jembatan kembar Parapat baru-baru ini juga turut memengaruhi.

Menurut Manajer Pengelola kapal wisata, Ezrayani Rizky Simbolon, hingga Februari ini kapal wisata milik Kabupaten Samosir yang dikelola Dinas Pariwisata Samosir ini masih 2 kali berlayar hingga hari ini.

"Sudah ada sih bookingan untuk Februari ini. Ada 4 bookingan, 2 diantaranya sudah berjalan. Bulan Januari sama sekali tidak ada. Pelanggan masih ada trauma dengan kejadian tahun lalu (tragedi KM Sinar Bangun,red), juga karena kejadian longsor di Parapat," terang Ezrayani, ketika dihubungi medanbisnisdaily.com, Jumat (22/2/2019).

Tidak hanya kapal wisata Samosir, Ezrayani juga menyampaikan, seluruh pengusaha kapal di daerah Tomok, Tuk-tuk Kecamatan Simanindo mengalami hal yang sama, karena pengunjung secara khusus yang masuk dari Parapat masih trauma.

"Jangankan kapal kita, seluruh kapal di Tomok, Tuk-tuk mengalami hal serupa. Belum stabil, masih sunyi kali. Rasa takut pengunjung masih ada khusus yang masuk dari Parapat," kata Ezrayani.

Namun demikian, lanjutnya, untuk bulan Maret dan April sudah ada bookingan dari travel-travel dari Medan juga Jakarta.

"Maret sudah ada 6 bookingan, April ada 4 bookingan, dan untuk bulan Juni-Juli sudah lumayan karena memang musim liburan," jelas Ezrayani.

Menyikapi trauma pengunjung, kata Ezrayani, pihaknya tetap melakukan promosi melalui media sosial dan mengunjungi hotel-hotel yang ada Medan, Siantar dan lainnya.

"Trauma mereka kan naik kapal kayu, jadi upaya yang kita lakukan, kita pastikan kepada pengunjung bahwa kapal kita dilengkapi alat keselamatan penumpang, dan selalu dilakukan manifes," tutupnya.