Notification

×

Iklan

Iklan

Kopi Samosir Dapat Sertifikat Perlindungan Indikasi Geografis

8 Des 2018 | 16:30 WIB Last Updated 2018-12-14T16:42:02Z
Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik (kiri) menyerahkan sertifikat perlindungan Indikasi Geografis kepada Bupati Samosir Rapidin Simbolon (kanan) dalam Bekraf Festival Indikasi Geografis di Jakarta, Sabtu (8/12/2018)
SAMOSIR, GREENBERITA.com - Kopi Samosir secara resmi mendapat sertifikat perlindungan Indikasi Geografis (IG) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM yang difasilitasi oleh Deputi Fasilitas Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Regulasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

"Pada 2017-2018, bekerjasama dengan DJKI Kementerian Hukum dan HAM dan tim ahli IG ada enam produk yang memiliki potensi IG telah difasilitasi untuk memperoleh sertifikat perlindungan IG," kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik dikutip dari Antara, Sabtu (08/12/2018).

Kopi Samosir merupakan salah satu produk dari enam produk yang memiliki potensi IG tersebut.

Bupati Samosir Rapidin Simbolon menyebutkan, sertifikat perlindungan Indikasi Geografis ini secara khusus dapat meningkatkan penghasilan para petani.

"Karena kita diakui kualitasnya, sehingga penjualan atau penyebarna kopi ini akan mempunyai dampak dan diketahui oleh masyarakat secara kualitas," tutur Rapidin Simbolon.

Keuntungan utama yang akan dirasakan lanjut Rapidin, harga kopi akan lebih tinggi. "Kami sekarang sedang mengupayakan nilai tambah, artinya kami buat kelompok-kelompok tani ini untuk mengelola sendiri menjadi sebuah roastingan kopi yang bagus, dan ini dijual kepada para wisatawan," lanjut dia.

Dengan memberikan nilai tambah dalam produk dari biji mentah menjadi yang sangrai harga kopi Samosir dapat meningkat enam kali lebih tinggi. Ini merupakan peluang terciptanya usaha baru, di mana telah terdapat dua rumah produksi, dan dua rumah produksi lagi pada 2019.

Dengan produksi hampir 5.000 ton biji kopi per tahun dengan total 4.913,24 hektar lahan yang tersebar di pulau Samosir, saat ini, Kopi Samsosir telah diekspor ke Thailand dan ke sejumlah negara di Eropa, termasuk Prancis.

Kualitas Kopi Samosir telah mendapat pengakuan "excellent" dengan skor di atas 85 dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember. Hal ini, menurut Rapidin Simbolon dikarenakan Kopi Samosir ditanam di atas ketinggian 1450dpl dengan lahan bekas letusan gunung berapi.

Dalam meningkatkan nilai tambah bagi para petani, Kopi Samosir masih terkendala para pedagang besar yang ingin mengendalikan harga. Untuk itu, pemerintah daerah berencana untuk menampung secara keseluruhan pada saat musim panen.

"Nanti pada saat musim tidak panen bisa kita jual dalam bentuk biji kering," imbuh Rapidin Simbolon.

Dia juga akan menerapkan kebijakan dari hulu ke hilir untuk Kopi Samosir. "Para petani di sektor hulu, sementara para hotel di sektor hilirnya kemudian juga pengusaha pengusaha kecil, coffee shop yang bisa menjual kopi ini langsung kepada wisatawan," tandasnya. (ant/as)