Notification

×

Iklan

Iklan

Saat Ritual Pelepasan Jeruk Purut, Diharapkan Aktivitas di Danau Toba Stop 1 Jam

5 Nov 2018 | 17:57 WIB Last Updated 2019-11-10T13:38:46Z
Rismon Sirait bersama panitia di Parapat, Sabtu (3/11/2018).

PARAPAT, GREENBERITA.com-Ritual Mangase Tao Toba di Danau Toba dengan tema “Mauliate Tao Toba” pada awal Maret 2019 mendatang, bisa disebut sebagai salah satu mekanisme mengevaluasi banyaknya kecelakaan pelayaran di Danau Toba.

Rismon Sirait, penggagas ritual bernafas budaya itu, Senin (5/11/2018) menyebutkan, bila dilihat banyaknya kejadian kecelakaan di Danau Toba, seharusnya semua pihak tidak saling menyalahkan.

Menurut Rismon, alangkah lebih bijak mencari solusi, mungkin dengan sosialisasi peningkatan kualitas pelayaanan transportasi di Danau Toba dan memberikan pelatihan kepada kru kapal serta melengkapi kelengkapan kapal sehingga mengurangi kecelakaan di Danau Toba.

“Jangan sudah terjadi kecelakaan, semua heboh dengan memanggil jasa paranormal dan membuat acara khusus margondang untuk membantu,yang notabene pasti memerlukan biaya besar,” ungkapnya.

Maka itu, kata Rismon, mereka atas nama komunitas budaya antara lain guru spiritual, paranormal, pemerhati budaya, pecinta Danau Toba berencana membuat ritual Mangase Tao Toba di Danau Toba dengan tema "Mauliate Tao Toba".

Ritual ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 1 Maret 2019 di Pulau Malau, Kabupaten Samosir. Pelaksana ritual ini sekitar 200 sampai 500 orang guru spiritual dan paranormal dari empat sub etnis Batak,  dengan pakaian kebesaran masing-masing.

“Kita di sana membuat ritual doa pelepasan sesajen dan 1000 buah anggir atau jeruk purut ke Danau Toba,” katanya.

Dia berharap, pelepasan khusus jeruk purut atau anggir akan melibatkan semua yang hadir di sekitar tempat ritual.

“Ritual ini akan kami laksanakan di pagi hari dan kami berharap di saat acara ritual, seluruh aktivitas di atas Danau Toba berhenti 60 menit untuk menghormati ritual dan Danau Toba,” tegasnya.

Diketahui, sejumlah kecelakaan transportasi yang terjadi di kawasan Danau Toba yakni tenggelamnya KMP Peldatari pada 17 Juli 1997, seusai penutupan Pesta Danau Toba. Kapal naas itu  membawa penumpang ratusan orang dari Parapat menuju Tomok. Kapal tenggelam pukul 02.00 Wib, berjarak 150 meter ke Pelabuhan Tomok, yang menewaskan 83 orang dan 85 orang selamat .

Kemudian jatuh dan tenggelamnya satu unit helikopter ke Danau Toba di arah Onan Runggu, Samosir pada 11 Oktober 2015 yang tidak dapat ditemukan lagi .

Yang terbesar adalah kejadian tenggelamnya KMP Sinar Bangun di tengah Danau Toba, rute penyeberangan Simanindo menuju Tigaras pada 18 Juli 2018 yang dihantam ombak besar pukul 17.00 Wib. Tak kurang 190 penumpangnya sampai sekarang jasadnya tidak ditemukan. (red)