Notification

×

Iklan

Iklan

Sepenggal Cerita Dari Korban Bencana Alam Kota Palu Tentang Kota Daeng

4 Okt 2018 | 13:06 WIB Last Updated 2019-11-10T13:46:46Z
Green Berita - MAKASSAR 

Salah seorang pengungsi korban bencana gempa bumi dan tzunami yang mengungsi di Kota Makassar menilai orang Makassar sangat peduli dengan nasibnya, rabu 3 Oktober 2018.

"Aku baru tahu yang sebenarnya, ternyata orang Makassar itu sangat peduli terhadap nasib kami, kami terharu sekali, " aku Leni korban bencana alam Kota Palu yang kini ditempat pengungsiannya di Pondok Yayasan Akar Panrita Mamminasata Manggala, selasa malam (2/10/18).

Awalnya menurut cerita Leni (40) yang datang bersama tiga orang anaknya yang masih kecil tanpa didampingi suaminya, Leni dan 3 orang tiba di Kota Makassar senin malam (1/10/18) dengan menumpangi pesawat Hercules bersama ratusan teman senasibnya. 

"Saya saat itu bingung, saat gempa dan tzunami datang, saya dengan tiga orang anak saya lari keatas bukit dengan menumpangi mobil orang yang melintas. Suami saya tidak tahu dimana saat itu, apa dia ikut arus air tzunami atau bagaimana, saya hanya berusaha selamatkan tiga orang anak saya, " cerita Leni.

Singkat kata, saya kemudian tiba diatas bukit bersama dengan warga Tondo lainnya, kami bingung mau kemana, harus selamatkan anak - anak kami, sampailah saya dipertemukan dengan seorang perempuan yang seumuran dengan saya, ia bernama Yana (40). Ibu Yana kemudian mendekati kami sambil mengatakan " ibu sama anaknya ikut saja saya ke Makassar, disana (Makassar) ibu dan anak - anak ibu akan disambut oleh orang Makassar, " Kutip ucapan Yana.

Lanjut Leni sambil menggendong putra bungsunya menceritakan, "Awalnya saya ragu, karena saya tidak pernah ke Makassar, saya tidak tahu persis Kota Makassar dan kulturnya, saat itu tidak ada pilihan lain, pesawat Hercules sudah mau lepas landas, saya pun naik ke Pesawat Hercules bersama teman senasib, sambil berharap, semoga suami saya selamat dan sayapun tiba di Makassar dengan selamat dan berharap saya mendapat tempat di Kota Makassar untuk beristirahat bersama anak - anak saya dan teman - teman, " kata Leni.

Senin sore (1/10/18), saya pun tiba di Bandara Lanud Hasanuddin dengan selamat, selang beberapa lama, datang beberapa orang menawarkan kami untuk ikut disalah satu tempat untuk kami akan diungsikan. Kami pun tiba saat malam hari disalah satu yayasan pendidikan di Kecamatan Manggala nama tempat itu. Berat beban yang kami pikul dari Palu sampai kami tiba di Makassar.

"Saya sedih, tapi beban dan kesedihan itu tiba - tiba hilang, antrian warga disekitaran tempat pengungsian itu menjemput kami sambil memeluk dan menangis, diantara mereka ada yang merangkul dan menggendong anak - anak kami, aku nangis tapi ada secerca harapan saat itu, ternyata warga Makassar menerima kami ibaratnya kami keluarga yang pulang dari rantau setelah puluhan tahun tidak pernah bertemu, orang Makassar sangat terpukul dengan peristiwa palu, mereka rasakan apa yang kami rasa dan ternyata  orang Makassar sangat peduli ," ucap Leni.

Tidak hanya warga Makassar, pemerintahnya pun sama pedulinya, saya bersama teman - teman merasa terlayani bahkan seperti keluarga sendiri.

"Saya salut dan saya bangga bisa mengenal lebih dalam lagi orang Makassar, terima kasih saudaraku yang sangat peduli dengan kami, " tutup Leni. (***)