Notification

×

Iklan

Iklan

Kakak Beradik Asal Indonesia Ini Raih Medali Kejuaraan Wushu di China

23 Okt 2018 | 06:34 WIB Last Updated 2018-10-23T04:32:51Z
Ghaniya Zada Achari dan Emir Fadilghani Achari meraih medali di kejuaraan wushu yang digelar di China (Foto: dok. Istimewa)
GREENBERITA.com - Duo bersaudara, Ghaniya Zada Achari dan Emir Fadilghani Achari, mengukir prestasi di kejuaraan wushu yang digelar di China. Mereka sukses meraih medali.

Ghaniya (12 tahun) dan Emir (10 tahun) turun di kejuaraan shaolin wushu bertajuk 12th China Zhengzhou International Shaolin Wushu Festival di China. Ajang tersebut sudah berlangsung sejak 19 dan akan berakhir 24 Oktober mendatang. 

Total ada 2.212 atlet yang ikut serta dari 240 tim yang berasal dari 65 negara. Indonesia, di bawah Pengurus Besar Wushu Indonesia, menurunkan 19 atlet dari Jakarta, Bandung, Semarang, dan Bali

Sejumlah nomor yang dipertandingkan antara lain jurus tangan kosong, senjata pendek, senjata panjang, senjata lentur. Nomor-nomor tersebut dibagi menjadi empat kelompok usia.

Ghaniya dan Emir turun di Grup A yang merupakan kelompok usia di bawa 12 tahun. Mereka masing-masing turun di lima nomor namun dengan disiplin berbeda changquan dan nanquan. 

Ghaniya saat ini tercatat sudah mengoleksi empat medali, termasuk satu medali emas dari jurus tangan kosong changquan. ia kemudian menambah tiga perak dari golok daoshu, toya (gunshu), dan jurus bajiquan pada Senin (22/10).

Sementara itu, Emir mendapat satu perunggu di nomor jurus tangan kosong nanquan. Ia kemudian menambah satu perak serta perunggu dari jurus bajiquan dan golok.

Sang ibunda, Ade Safitri, bangga dengan perolehan medali yang sudah diraih oleh kedua anaknya. Dia akan terus mendukung apa yang menjadi impian kedua anaknya. 

"Senang dan bangga pastinya. Artinya jerih payah mereka selama ini ada hasilnya. Kami sebagai orang tua pun berjuang untuk mendukung anak-anak," kata Ade kepada detikSport lewat sambungan telepon Senin (22/10/2018).

Tak mudah bagi Ade untuk mengarahkan Ghaniya dan Emir agar menekuni wushu. Diakui Ade, olahraga tersebut sudah sangat familiar di keluarganya.

Keluarganya juga yang merupakan pendiri Sasana Wushu Inti Bayangan di Jakarta, klub tempat bernaung Ghaniya dan Emir saat ini. Salah satu penyumbang medali perunggu di Asian Games 2018, Ahmad Hulaefi, merupakan jebolan sasana tersebut dan sepupu dari Ghaniya dan Emir. 

"Jadi memang sudah turun temurun. Cuma ya awalnya tetap mereka tak mengerti ya. Tapi kami arahkan pelan-pelan, dibujuk, karena sempat susah juga. Sampai kemudian sudah tahu celahnya dan melihat temannya akhirnya timbul daya saingnya," ujar Ade. 

Tentang Sekolah dan Cita-Cita Jadi Atlet

Menyoal cara menyeimbangkan antara kegiatan sekolah dan olahraga, Ade mengaku sudah memiliki triknya.

"Untuk ngatur sekolah memang harus ada triknya. Apalagi jam pulang sekolah itu sore. Jadi dijadwalkan saja seperti anak-anak ini kan pulang sekolah pukul 14.00 WIB setiap hari. Sementara latihan wushu itu pukul 16.00 sampai 19.00 WIB. Intinya seimbangkan antara jam sekolah dan olahraga. Jadi memang ngaturnya lebih banyak," ucap Ade.

Jika banyak orang tua yang masih ragu untuk mengarahkan anaknya berprofesi menjadi atlet, Ade justru tak memikirkan hal tersebut. 

"Saya tak pikir yang penting anak-anak ada kegiatan positif. Karena saya takut anak masa sekarang lingkungan segala macam terkadang suka ngaco. Saya tak mau seperti itu. Makanya dengan adanya kegiatan ini mereka latihan sudah capek pasti istirahat. Gadget pun tak lama-lama. Pegang hp sebentar juga sudah tidur," ujar dia.

"Untuk ke depannya jika pilih menjadi profesi atlet? Saya pikirnya sekarang dulu. Kalau punya keahlian pasti ada jalannya," ucapnya kemudian.

Ghaniya dan Emir masih berpeluang untuk menyumbang medali untuk Indonesia. Mereka masih akan turun di dua nomor lainnya pada hari Selasa (23/10) di jurus kipas dan dadao. 

"Kami mendukung terus apa yang menjadi cita-cita mereka. Mereka inginnya bisa tampil di multievent seperti SEA Games dan Asian Games, dan berharap wushu bisa dipertandingkan di olimpiade sehingga mereka bisa ikut," harap dia.

(mcy/nds)