Notification

×

Iklan

Iklan

Bobby Nasution Minta Hentikan Kebakaran Hutan di Danau Toba Jelang Revalidasi UNESCO, Titik Api Terus Marak di Samosir

3 Jul 2025 | 14:47 WIB Last Updated 2025-07-03T07:47:40Z

 

Titik api terpantau di beberapa lokasi strategis, termasuk di kawasan Jalan Tele dan dekat Menara Pandang Tele

GREENBERITA.com – Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution menegaskan pentingnya menjaga kelestarian alam di kawasan Danau Toba, khususnya dalam menghadapi Revalidasi Toba Caldera sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. Ia menyoroti maraknya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kembali terjadi di wilayah ini, termasuk di Kabupaten Samosir.


Pernyataan tersebut disampaikan Bobby saat memimpin rapat persiapan Revalidasi Toba Caldera Geopark Global di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, pada Senin, 30 Juni 2025.


"Kalau sudah ditegur dan disosialisasikan, namun masih saja membakar, tindak tegas di lapangan. Ini perlu, terutama kepada masyarakat yang membandel," tegas Bobby dalam arahannya.


Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, serta aparat penegak hukum untuk mencegah kebakaran yang bisa merusak ekosistem Danau Toba. Bobby berharap seluruh kepala daerah di kawasan Danau Toba dapat memperkuat koordinasi guna mendukung tahapan revalidasi secara terpadu.


Namun demikian, pasca pernyataan tersebut, kebakaran hutan dan lahan justru kembali marak terjadi. Titik api terpantau di beberapa lokasi strategis, termasuk di kawasan Jalan Tele dan dekat Menara Pandang Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, sejak Senin malam, 30 Juni hingga Rabu malam, 02 Juli 2025.


Kepala BPBD Kabupaten Samosir, Sarimpol Simanihuruk, membenarkan kejadian tersebut saat dikonfirmasi greenberita pada Rabu malam.


"Benar, kebakaran masih terjadi malam ini di kawasan Tele, dan sudah berlangsung sejak Senin malam lalu," ungkap Sarimpol.


Ia juga menyebutkan bahwa titik api mulai merambat ke wilayah Desa Habeahan Naburahan di Kecamatan Sianjur Mula-mula.


"Kalau terus terjadi kebakaran seperti ini, saya sendiri juga curiga, mungkin ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Saya juga tidak tau secara logika kenapa ini terus terjadi," kata Sarimpol, menyiratkan kemungkinan unsur kesengajaan di balik Karhutla tersebut.


Kebakaran hutan dan lahan hampir menjadi rutinitas tahunan di Kabupaten Samosir, terutama saat musim kemarau. Ironisnya, pemerintah kabupaten sering kali kecolongan ketika bencana Karhutla kembali melanda.


Untuk mengantisipasi perluasan api, Tim Karhutla dari BPBD Provinsi Sumatera Utara telah diturunkan dan membantu pemadaman dengan mengerahkan mobil tangki air.


"Tapi karena medan yang berat, kami tak mampu melakukan pemadaman di daerah perbukitan. Kami hanya bisa melakukan pemadaman di pinggir jalan yang dapat dilalui kendaraan, dan berupaya mencegah api menjalar ke pemukiman penduduk," tutup Sarimpol Simanihuruk.


Kondisi ini menjadi ironi besar di tengah upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menggalang dukungan penuh untuk mempertahankan status Danau Toba sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.***(Gb-Ferndt01)